JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Fajrin Rasyid sebagai Direktur Digital di PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Pria berusia 34 tahun ini merupakan Co-founder dan Presiden Bukalapak. Dia menduduki jabatan tersebut sejak 25 Juni 2018. Selama ini dia sudah tak asing dengan dunia digital, utamanya e-commerce Indonesia.
Sebelum menjabat sebagai Presiden Bukalapak, Fajrin telah menjalani jabatan Chief Financial Officer selama tujuh tahun yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
Pada tahun 2016, Fajrin terpilih menjadi CFO of The Year versi Majalah SWA.
Fajrin juga merupakan salah satu Co-Founder Bukalapak. Pria kelahiran Jakarta, 34 tahun lalu, ini merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan IPK 4.0 dan predikat Summa Cum Laude.
Sebelum bergabung di Bukalapak, Fajrin pernah bekerja sebagai konsultan di Boston Consulting Group (BCG). Fajrin juga aktif tampil di berbagai forum internasional dan terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur pada tahun 2016.
"Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia, bersama Telkom, Tbk. Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom," kata Fajrin, pria yang pernah jualan mie di kampus ITB dalam keterangannya, Jumat (19/6/2020).
Tantangan Fajrin
Erick Thohir mengungkapkan Telkom saat ini tengah fokus menggenjot pendapatan di luar segmen telekomunikasi. “Fajrin adalah figur yang tepat untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom," jelas Erick, Sabtu (20/6/2020).
Beberapa waktu lalu, Erick menyatakan Telkom harus memperkuat bisnis Telkom. Erick menjelaskan, seharusnya saat ini Telkom mulai serius menggarap potensi bisnis seperti ranah big data.
Seperti diketahui, bisnis tersebut saat ini masih dikuasai oleh perusahaan asing. Bisnis tersebut sangat potensial di saat sekarang dan masa depan.
Erick mencontohkan, saat menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018, ia terpaksa menggunakan layanan komputasi awan perusahaan Alicloud asal China. “Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database, big data, cloud,” kata Erick.
Usai RUPST Tahun Buku 2019, Erick menetapkan target-target bagi para direksi Telkom yang baru. “Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki KPI yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya,” kata Erick.