Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Senin, 29 Jun 2020 - 20:13:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Jokowi Gusar Saat Evaluasi Menteri, Politikus PKS: Kenapa Baru Jengkel Sekarang?

tscom_news_photo_1593435364.jpg
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Presiden Joko Widodo (Jokowi) gusar kala mengevaluasi kinerja menterinya pada rapat paripurna kabinet, Kamis (18/6) lalu. Pencetus Kabinet Indonesia Maju ini menilai kinerja jajaran menteri Indonesia Maju justru mundur di tengah upaya negara memberantas wabah korona.

Salah satu Kementerian yang disoroti Jokowi ialah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dianggap serapan anggarannya rendah, baru 1,53 persen dari total 75 triliun.

Peristiwa di lingkungan istana itu mendapat sorotan dari Anggota Komisi Kesehatan (Komisi IX) DPR, Netty Prasetiyani Aher. Menurutnya, kemarahan Jokowi tersebut sangat terlambat.

"Kenapa Presiden baru jengkel sekarang? sejak lama saya sudah sampaikan bahwa Presiden harusnya turun langsung memimpin orkestrasi penanganan Covid-19, " kata Netty dalam keterangan tertulis, Senin, 29 Juni 2020.


TEROPONG JUGA:

> Pengamat: Jokowi Turut Andil dalam Buruknya Kinerja Menteri


Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menuturkan ada banyak persoalan di lapangan yang harus diselesaikan dengan menggunakan leadership power presiden. Seperti soal birokrasi yang mencekik, hingga penyaluran bantuan sosial tak merata di lapangan.

Kekacauan data bansos di musim pandemi disinyalir karena buruknya koordinasi dan pendataan oleh Kementerian terkait.

Selain itu, Netty juga menyoroti kebijakan pemerintah yang mewacanakan ekspor APD di tengah belum layaknya APD untuk nakes Indonesia. "Banyak keluhan dari tenaga medis di lapangan, bahwa APD untuk mereka belum layak dan belum tercukupi tapi pemerintah malah mewacanakan untuk mengekspor APD. Ini kan aneh dan tidak nyambung," katanya.

Menurut Netty, hampir semua kementerian dan lembaga dianggap masih berkinerja kurang atau tidak ada progres. Untuk itu, kata Netty, presiden seharusnya peka mencari akar masalah di jajarannya karena hal itu menjadi tanggung jawab presiden.

"Menurut saya ini adalah tanggung jawab Presiden sebagai pemegang mandat pemerintahan tertinggi yang harus memberikan arahan, mengontrol dan mengevaluasi secara ketat sejak awal. Presiden harus tegas dan siap pasang badan untuk melindungi rakyatnya," ujar Netty.

Jika kemudian ada wacana reshuffle, menurut Netty itu adalah hak prerogatif presiden untuk mengevaluasi dan mengontrol para pembantunya, termasuk Menkes, sepanjang ada ukuran kinerja yang fair dan transparan.

"Jika merujuk pada penyerapan anggaran Kemenkes yang rendah, tentu Presiden harus mengevaluasi juga kinerja Gugus Tugas Pusat Percepatan Penanganan Covid-19 secara menyeluruh, bukan hanya Menkes mengingat serapan yang rendah ini terkait dengan penanganan Covid-19," pungkas legislator dari dapil Jawa Barat VIII ini.

tag: #menteri-jokowi  #kinerja-jokowi  #menkes  #terawan  #netty-prasetiyani  #pks  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Yayasan Bangga dan Ikatan Alumni ITB Gelar Lomba Penulisan Esai Bertema 'Indonesia Emas di Mata Saya', Ini Daftar Pemenangnya

Oleh Fath
pada hari Minggu, 11 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Yayasan Bangga (Bangkit Anak Bangsa) menggelar lomba esai nasional bertema “Indonesia Emas di Mata Saya” bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang ...
Berita

Kultural Dinner Bareng Delegasi PUIC ke-19, Puan Ajak Parlemen OKI Kolaborasi untuk Masa Depan Dunia yang Lebih Baik

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri jamuan makan malam yang digelar untuk delegasi Parlemen Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam atau ...