JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus mengepakkan sayapnya membumikan Pancasila di tengah masyarakat. Salah satu sasaran dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila adalah kalangan kampus yang menjadi tempat pergumulan kaum intelektual.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi membawa lembaganya tersebut ke sektor akademi dengan menggandeng 23 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan meneken nota kesepahaman dalam serangkaian kegiatan diskusi Kelompok Terpumpun bertema "Pembumian Pancasila di lingkungan Kampus" di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten.
Yudian menjelaskan, secara garis besar nota kesepahaman itu berisi pengembangan wawasan kebangsaan di internal perguruan tinggi negeri Islam. Lebih lanjut ia menuturkan BPIP bersama 23 kampus Islam berupaya melakukan pengarusutamaan, pembekalan, dan pembudayaan Pancasila. Hal ini dilakukan agar nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasi dan direvitalisasikan di lingkungan PTKIN.
"Para Pihak (BPIP dengan PTKIN) bersama sama mensosialisasikan, membumikan dan internalisasi Pancasila di kalangan Mahasiswa,” kata Yudian, dikutip dari siaran pers BPIP, Senin, 13 Juli 2020.
Teropong Juga:
> BPIP: Agamis dan Nasionalis dua Elemen Pancasila
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Fauzul Iman mengapresiasi upaya yang dilakukan BPIP. Bersama 22 rektor lainnya, ia meyakini upaya menanamkan benih Pancasila bersama BPIP dapat menghidupkan kembali nilai-nilai yang selama ini kurang mendapat perhatian, bahkan sempat mendapat pertentangan dari kelompok radikal yang menyusup di lingkungan mahasiswa.
“Pancasila dikembangkan secara edukasional, lembaga kampus sebagai lembaga sanctifications, mengembangkan habituasi-habituasi yang memelihara persatuan kesatuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.
Yudian Wahyudi
Acara diskusi yang berlangsung selama tiga hari menghadirkan 50 peserta yang terdiri dari pimpinan Perguruan Tinggi Islam Negeri dan pejabat dari BPIP. Kegiatan itu digelar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam situasi new normal.
“Bisa melaksanakan MoU antara BPIP dengan para Rektor dari Jawa dan Luar Jawa, kehadirannya merupakan suatu kebangaan, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPIP serta jajarannya yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami,” katanya.
Adapun Ke-23 PKTIN yang digandeng BPIP antara lain: UIN Sumatera Utara, IAIN Padang Sidempuan, IAIN Curup, IAIN Bengkulu, UIN Raden Fata Palembang, UIN Raden Intan Lampung, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banteng, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Walisongo Semarang, IAIN Kudus, IAIN Purwokerto, IAIN Salatiga, IAIN Pekalongan, IAIN Ponorogo, IAIN Surakarta, IAIN Antasari Banjarmasin, IAIN Palangkaraya, IAIN Ternate, IAIN Ambon, IAIN Dakoratama Palu, IAIN Kendari, IAIN Sultan Amai Gorontalo, dan IAIN Fattahul Muluk Jayapura.
Fauzul Iman
Kepala BPIP Yudian Wahyudi beserta 23 Rektor PTKIN meneken nota kesepamahaman yang disaksikan para pejabat BPIP, yakni Sekretaris Utama, para Deputi, para Staf Khusus dan Pejabat Tinggi Pratama.
Usai penandatanganan dilakukan, Yudian menyampaikan sambutannya di hadapan para Rektor serta jajarannya. Ia mengatakan kehadiran para rektor dalam diskusi falsafah kenegaraan tersebut menjadi bukti bahwa BPIP menerima masukan dan aspirasi dalam pengarusutamaan Pancasila. PTKIN, kata Yudian, memiliki peran strategis dalam melakukan moderasi beragama yang merupakan salah satu agenda dari Kementerian Agama.
“Setelah MoU, segera dilakukan implementasi yang lebih teknis melalui Perjanjian Kerjasama (PKS)," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, mayoritas perwakilan dari Perguruan Tinggi Islam yang hadir menyatakan dukungannya agar BPIP diperkuat kelembagaannya melalui Undang-Undang dengan tujuan tetap eksis kendati telah berganti Presiden.