JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Ketua Komisi Agama (Komisi VIII) DPR, Yandri Susanto, meminta Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan sejumlah pernyataannya yang kontroversial di publik. Pernyataan itu di antaranya soal radikalisme yang menyusup melalui orang yang berpenampilan menarik atau good looking, hafal Alquran, dan pandai berbahasa Arab, serta pernyataan tentang sertifikasi dai.
"Ini kegelisahan sekali bagi umat Islam, (Menag) menarasikan orang hafal Alquran, good looking, pandai bahasa Arab itu sumber radikalisme," kata Yandri dalam rapat kerja hari ini membahas rencana program dan anggaran Kementerian Agama 2021, Selasa, 8 September 2020.
Menurut politikus Partai Amanat Nasional ini, ucapan Menag itu membuat banyak ulama dan pengurus pondok pesantren tersinggung. Apalagi, ia mengaku banyak anggota keluarganya juga yang mengelola pondok pesantren.
Yandri Susanto
Ia pun mendesak Fachrul Razi menunjukkan data bukti ihwal tempat-tempat mana saja yang disusupi radikalisme melalui orang good looking itu.
Yandri mengaku tersinggung jika radikalisme diidentifikasi melalui penampilan good looking, pandai bahasa Arab, dan hafal Alquran. Sebab, ia sendiri mengaku mendidik anak-anaknya untuk pandai berbahasa Arab dan hafal Alquran. "Tapi kalau hari ini pemerintah menuduh itu sumber utama radikal, saya kira tidak bisa diterima," ujarnya.
Tak hanya itu, Yandri juga meminta Menag menjelaskan tentang rencana sertifikasi penceramah atau dai. Ia mengkritik Menag yang menyampaikan hal tersebut kepada publik padahal belum menjadi disepakati bersama DPR.
Menurut Yandri, gelar dai diberikan oleh masyarakat, bukan pemerintah. "Jangan sampai justru Menag yang katanya beragama Islam, sepertinya benci dengan Islam," kata Yandri.