JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Twitter menangguhkan akun pengguna yang secara terbuka mengharapkan kematian Donald Trump, setelah presiden Amerika Serikat itu dilaporkan positif COVID-19.
Sejumlah pengguna Twitter mengharapkan kesembuhan Trump, namun ada pula yang mengharapkan dia akan meninggal. Cuitan tersebut melanggar aturan Twitter, dan perusahaan sosial media itu mengatakan akan memberlakukan aturan tersebut, dikutip dari The Verge, Sabtu.
Ada beberapa aturan yang dianggap melanggar ketentuan seperti mengharapkan cedera serius pada seseorang atau sekelompok orang
"Kami tidak mentolerir konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan keinginan untuk mati, cedera tubuh yang serius, atau penyakit yang fatal terhadap individu atau sekelompok orang, " tulis aturan itu.
Salah satu contoh berharap seseorang meninggal akibat penyakit serius, misalnya, "Saya harap kamu terkena kanker dan mati".
Ingin seseorang menjadi korban kecelakaan serius misalnya, "Saya berharap Anda akan ditabrak mobil saat Anda membuka mulut."
Mengatakan bahwa sekelompok individu pantas mendapatkan cedera fisik yang serius, misalnya, "Jika kelompok pengunjuk rasa ini tidak tutup mulut, mereka pantas untuk ditembak."
Dirawat di Pusat Militer
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dipindahkan ke kamar khusus di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, selama beberapa hari ke depan, menurut juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany, Jumat.
Ia mengatakan pemindahan tersebut sebagai langkah antisipasi usai Trump dinyatakan positif COVID-19.
"Presiden Trump tetap bersemangat, memiliki gejala ringan dan bertugas sepanjang hari," kata McEnany melalui pernyataan.
"Atas rekomendasi ahli medis dan dokternya, Presiden akan bertugas dari kantor kepresidenan di Walter Reed selama beberapa hari ke depan," lanjutnya.
Dokter mendesak langkah tersebut sehingga Trump dapat segera mendapat perawatan jika diperlukan, menurut pejabat Gedung Putih.
Sumber yang mengetahui kondisi itu mengatakan bahwa Trump mengalami demam ringan.