JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pandemi covid-19 masih terus berlanjut dan belum memberikan sinyal membaik. Saat ini masyarakat tidak hanya mengalami krisis kesehatan melainkan juga krisis ekonomi yang membuat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pengangguran terus mengalami lonjakan.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan bahwa jumlah pengangguran per Agustus 2020 mengalami lonjakan sebanyak 2,67 juta orang atas dampak pandemi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Junaidi Auly selaku Anggota Komisi XI DPR RI mendesak pemerintah untuk mengantisipasi lebih serius atas meningkatnya pengangguran.
"Harus ada upaya yang serius untuk atasi hal ini, perlu ada program yang tepat demi menekan angka pengangguran yang terus meningkat," ujar Junaidi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (14/11/2020).
Legislator Fraksi PKS ini mengatakan saat ini Indonesia mengalami resesi ekonomi, dan diantara dampak yang mungkin timbul dari terjadinya resesi ini yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran yang disebabkan permintaan masyarakat yang menurun sehingga banyak unit usaha yang beroperasi terganggu dan akhirnya terjadilah PHK.
Sebelumnya, BPS mencatat jumlah pengangguran semakin bertambah akibat Covid-19. Naik 2,67 juta orang menjadi 9,77 juta orang pada kuartal III/2020. Rinciannya terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen penduduk usia kerja), terdiri dari pengangguran karena Covid-19 2,56 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) 0,76 juta orang, tidak bekerja karena covid 1,77 juta orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena covid sebanyak 24,03 juta orang.
Junaidi menegaskan kepada pemerintah agar hadir dalam membantu masyarakat yang terkena dampak PHK atau Covid-19 melalui program-program yang menambah keterampilan berusaha.
Tidak sedikit masyarakat yang menginginkan program tersebut karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya.
"Selain itu pemerintah juga diharapkan membantu masyarakat dalam askes permodalan, bantuan sarana prasarana, inovasi produk dan pemasaran," pungkasnya.