JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Salah satu Bakal Calon Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), Imam Subali mengatakan kalau semua kandidat yang maju dalam bursa Ketum APJATI periode 2020-2024 nanti bukanlah lawan, melainkan teman diskusi untuk memajukan organisasi kedepan.
“Terus terang saja, saya tidak pernah berpikir untuk mempetakan (kekuataan) kandidat-kandidat lain, Karena bagi saya, mereka itu bukan lawan, bagi saya, mereka semua kandidat ini adalah teman untuk berdiskusi merumuskan konsep-konsep yang bagus,” ujar Imam Subali usai melakukan pendaftaran Ketua Umum APJATI di Kantor APJATI, mampang, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020) sore.
Imam mengatakan kalau nantinya, anggota terpilih yang menentukan, dengan mungkin program-program yang ditawarkan, visi misi yang disampaikan, otomatis yang punya hak pilih itu orang-orang pintar semua, dirut-dirut, direksi minimal.
"Jadi dengan kita sampaikan pola komunikasi kita program kita jelas, visi kita arahnya mau kemana dan jelas, misi kita untuk tahapan-tahapan untuk mencapai visi itu jelas, saya yakin kawan kawan di Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) itu akan membaca itu, sehingga bagi saya tidak terlalu penting, memikirkan siapa Kompetitor yang paling berat, sebab, saya anggap ini semua kawan,” katanya.
Menurut Imam, apabila mendapatkan kepercayaan mengemban amanah sebagai ketua, semua agenda program yang sudah berjalan dengan baik di APJATI akan dilanjutkan dan melakukan inovasi-inovasi baru sesuai dengan kebutuhan dan tantang Zaman.
"Saya hanya ingin melanjutkan semua agenda perbaikan APJATI yang sudah dibuat sebelumnya, Selama ini, APJATI sudah banyak berbuat dan berkontribusi nyata untuk masyarakat dan Negara. (program) yang baik-baik akan saya lanjutkan, disamping itu tantangan-tantangan kekinian, saya lihat sangat komplek, saya pasti menyiapkan terobosan-terobosan agar tata kelola, penempatan, iklim usaha rekan rekan saya di P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) tetap kondusif dan produktif, jadi melanjutkan yang bagus dan berinovasi menciptakan hal-hal yang baru yang tepat dengan zamannya,” kata Imam Subali.
Kendati demikian, Imam juga akan mengkoreksi dan menyempurnakan segala kebijakan yang dianggap kurang baik. Imam tidak memungkiri ada beberapa program APJATI yang dinilai kurang maksimal dan tidak berdampak baik bagi anggota.
"Harap dicatat. Saya juga akan mengkoreksi dan menyempurnakan program yang belum maksimal. Saya berusaha membuat terobosan program-program strategis yang sesuai tantangan zaman," katanya.
Kader Nahdhatul Ulama (NU) ini membeberkan alasan dirinya tertarik untuk maju dalam bursa pemilihan Ketum APJATI, Menurutnya, dia sangat ingin berkontribusi nyata dari dalam asosiasi dengan membantu menyumbangkan ide ide atau terobosan-terbosan untuk mencarikan solusi terkait permasalahan anggota-anggota Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang semakin hari semakin kompleks.
“Saya koreksi, dalam APJATI ini tidak ada pertarungan. Jadi ini Musyawarah Nasional, semua anggota APJATI ini semuanya keluarga besar. Motivasi saya adalah untuk mencarikan solusi bagi permasalahan anggota-anggota P3MI yang memang saya lihat kebelakang makin komplek dan tantangannya saya lihat juga makin berat, oleh sebab itu, saya yakin musyawarah nasional APJATI ini, dari banyaknya calon calon ketum akan memperkaya konsep konsep, gagasan-gagasan segar dan terobosan-terobosan terbaru untuk bisa lebih produktif,” ujar Imam Subali.
Apabila diberi amanah untuk mengemban posisi Ketua Umum APJATI, Imam memastikan akan lebih fokus untuk memperbaiki citra APJATI dan memodernisasi organisasi. Pasalnya, dua hal ini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi organisasi APJATI.
"Pertama, saya fokus pada perbaikan citra APJATI. Kedua, saya ingin cara kerja APJATI bisa lebih modern. Jika sudah modern, saya yakin ini akan berimbas pada pengembangan bisnis anggota," kata dia.
“Teman-teman kan pernah denger pahlawan devisa yaitu para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kita sayangi dan kita banggakan yang kini sedang berjuang di luar negeri. Mereka (PMI) tidak akan bisa sampai keluar negeri kecuali ada yang memperjuangkan mereka sampai keluar negeri, yaitu P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia). Jadi, selayaknya ketika ada pahlwan devisa, maka ada pejuang pahlawan devisa yaitu P3MI yang ada semua itu ada dibagian asosiasi APJATI,” ujar dia.
Mantan Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi yang paham berbagai persoalan PMI ini juga bakal memperkuat perlindungan buruh migran di luar negeri. Sebab, apabila buruh migran terlindungi, otomatis perusahaan penempatan PMI bakal mendapatkan hasil yang baik.
“Memang kita bicara perlindungan itu tidak se-sederhana yang kita ucapkan, perlindungan pekerja migran itu sebetulnya tanggung jawab kita semua, dan agenda-agenda saya kedepan adalah walaupun kita tidak memungkiri bahwa disini (APJATI) adalah jenis bidang usaha. Tapi ketika kita lebih memanusiakan PMI yang kita tempatkan harus kompeten, skema perlindungannya jelas, insha alloh, semuanya akan terlindungi secara maksimal,” katanya.
"Demikian juga sinergi dengan pemerintah (akan diperkuat), mulai dari hulu sampai hilir, kita tata perlindungan secara komprehensif, jadi antara simultan penempatan dan perlindungannya itu harus sama sama kita jaga, bahkan kalau dari sisi humannya, logika berpikir, bahwa ketika kita lindungi, PMI-PMI yang kita tempatkan, otomatis hasil-hasil usaha kita insha alloh akan barokah dan akan utuh. Sementara kalau tidak kita lindungi, maka nanti akan banyak masalah di sana (Negara penempatan) dan tentu akan menggerogoti hasil usaha kita (P3MI),” sambung dia.
Menurut Imam, Perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari pendidikan dan pelatihan secara maksimal. Kemudian, juga adanya monitoring secara kontinu.
“Dan mendeteksi dini terhadap semua permasalahan dan kepedulian kita, semua ini akan melengkapi perlindungan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Terkait persoalan maraknya Fenomena Pekerja migran illegal dari Indonesia, Imam mengatakan persoalan itu menjadi Pekerjaan Rumah bersama.
“Ini PR kita bersama, baik kita sebagai pengusaha maupun pemerintah, saya punya rumus, sebetulnya, ketika pelayanan tata kelola itu bertitik tolak pada 3 indikator, murah mudah dan cepat, ini insha alloh, pelan-pelan illegal dan non prosedur itu akan terkikis, kenapa itu selalu terjadi?, karena market terbuka, yang mau menangkap peluang-peluang itu juga banyak, tapi kadang-kadang di birokrasinya itu terlalu berbelit belit. Sehinga kadang-kadang saudara-saudara kita tidak telaten mengikuti tahapan-tahapan yang seperti itu, sehingga saya pernah juga menyampaikan kepada pemerintah, tolong pelayanan terhadap tata kelola penempatan ini, pentingkan pada tiga hal, yaitu, murah, mudah dan cepat,” ujarnya.
Sejumlah persyaratan untuk maju Caketum APJATI sudah Imam Penuhi, diantaranya yakni, dia Pernah menjabat sebagai pengurus selama satu periode dan menjadi penanggung jawab di perusahaan seperti sebagai dirut.
Kemudian, dia juga terdaftar sebagai peserta munas dengan membayar iuran peserta dan membayar uang kontribusi sebagai bakal calon ketum APJATI sebesar Rp 250 Juta.
Adapun berkas persyaratan lain yang kini harus segera Imam lengkapi yakni tinggal menyiapkan bukti surat dukungan 10% dari total jumlah seluruh peserta munas (Total seluruh jumlah anggota APJATI yang punya hak suara ada 138 suara).
Untuk diketahui, Musywarah Nasional APJATI rencananya akan digelar pada tanggal 26 hingga 28 November mendatang, di Bandung, Jawa Barat. Agenda empat tahunan ini akan memperebutkan kursi Ketua Umum Apjati 2020-2024.