Berita
Oleh Givary Apriman pada hari Selasa, 24 Nov 2020 - 08:24:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Aduh!! Blunder Katakan 'Cina', Etnis Tionghoa Merasa Tersakiti Dengan Ucapan Bobby

tscom_news_photo_1606157178.jpg
Bobby Nasution bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sebuah blunder dilakukan calon Walikota Medan, Bobby Nasution, saat menjalani debat kandidat kedua Pilkada Medan 2020.

Bahkan Bobby diinilai gagal menjaga kemajemukan di Kota Medan karena Bobby menyebutkan kata "Cina" sebagai salah satu etnis yang ada di Kota Medan.

Seperti diketahui, bahwa istilah Cina ini sejak masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah diganti menjadi etnis Tionghoa.

Ketersinggungan ini disampaikan oleh Ketua Solidaritas Indonesia Tionghoa Demokrat (Solid) Kota Medan, Agus Salim yang merasa tersakiti dengan perkataan Bobby.

"Saya secara pribadi sebagai etnis Tionghoa merasa sangat tersakiti dengan adanya kata kata Cina. Sebab, sejak ada undang-undang dan sudah ada Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014, bahwa Cina sudah diganti dengan Tionghoa," tegas Agus, Senin (23/11/2020).

Agus mengatakan dengan kata yang dilontarkan oleh Bobby Nasution tersebut kelompoknya merasa terdiskriminasi dengan perkataan tersebut.

"Nah, dengan adanya dikatakan Cina lagi, kita merasa didiskriminasi kembali. Padahal, istilah Cina ini sudah diganti di masa kepemimpinan Pak SBY," katanya.

Senada dengan Agus, Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu juga menyatakan kalau yang diutarakan Agus Salim, Herri juga menyebut, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014 yang dikeluarkan di zaman kepemimpinan SBY dan mengganti istilah Cina menjadi Tionghoa.

"Jadi Cina itu adalah nama suatu negara, kemudian sukunya adalah Tionghoa. Jadi mereka ini adalah warga negara Indonesia yang sudah lama di Indonesia, mereka itu adalah suku Tionghoa, karena sama dengan suku Batak, suku Jawa dan sebagainya. Bukan Cina," ujar Herri.

Heri mengatakan kalau hal itulah yang membuat teman-teman yang ada di Kota Medan merasa tersakiti dengan ucapan Bobby.

"Teman-teman yang ada di Kota Medan menanggapi debat publik itu khususnya Tionghoa, mereka merasa sakit kali, karena mereka adalah sudah warga negara Indonesia, suku Tionghoa," katanya.

"Jadi ini yang harus dipahami dan mereka ini juga yang sama-sama membangun Indonesia. Jadi istilah Cina itu tidak ada lagi, sudah dicabut sejak 2014 di zaman Pak SBY menjadi suku ataupun etnis Tionghoa dan berlaku sampai sekarang," tambahnya.

Untuk itu, Herri berharap, jika nanti terpilih, Akhyar-Salman harus bisa dapat terus menjaga kebersamaan yang ada di Kota Medan.

"Kita harapkan nantinya di kepemimpinan (calon) Walikota Akhyar-Salman, supaya tetap ini dijaga, yang namanya keharmonisan beragama dan juga keharmonisan suku. Di mana, Medan adalah kota yang majemuk, tidak boleh menyinggung satu sama lain, di sini tidak ada warga negara 2, warga negara adalah 1," tandasnya.

Sebelumnya, pada debat kadidat kedua Pilkada Medan di Grand Mercure Hotel, Sabtu malam (21/11), calon Walikota Medan, Bobby Nasution, menyinggung kata Cina saat moderator menanyakan bagaimana cara Bobby-Aulia untuk menjalankan visi misi mewujudkan Medan yang kondusif, mengingat Medan adalah kota yang plural.

"Etnis budaya yang ada di Kota Medan harus menjadi sektor utama dari kebudayaan atau pariwisata yang ada di Kota Medan. Banyak sekali, etnis Melayu, Minang, Batak, Mandailing, India, Cina, Jawa, ini sangat banyak. Dan ini harus ada rumah rumah bagi mereka, kawasan kawasan yang akan menjadikan sektor wisata," ucap Bobby.

tag: #bobby-nasution  #medan  #pilkada-2020  #susilo-bambang-yudhoyono-sby  #akhyar-nasution  #partai-demokrat  #cawalkot-medan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement