JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meminta pedagang kaki lima di Malioboro, khususnya pedagang kuliner, untuk mencantumkan harga makanan yang dijual secara jelas dan tidak menjebak konsumen.
"Yang dipahami wisatawan atau konsumen saat membeli makanan adalah makanan dalam satu paket lengkap. Misalnya membeli pecel lele, tentu yang diharapkan sudah komplit dengan nasi, lalapan, dan sambal," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu (29/5).
Oleh karenanya, lanjut Heroe, harga yang dicantumkan dalam menu makanan yang dijual oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Malioboro sudah seharusnya dibuat dalam satu paket menu makanan lengkap.
"Pedagang tetap bisa menawarkan ke pembeli jika menginginkan tambahan lele atau lauk lain, tambahan lalapan, sambal, atau nasi, tentu diberi harga sendiri," katanya.
Menurut dia, masukan tersebut ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki pelayanan kepada wisatawan atau konsumen di kawasan Malioboro terlebih usai viralnya aduan wisatawan terhadap harga pecel lele yang dinilai cukup mahal dan tidak wajar.
Bagi wisatawan yang memperoleh pengalaman tidak menyenangkan selama berwisata di kawasan Malioboro bisa langsung menyampaikan aduan ke Jogoboro atau petugas keamanan di kawasan tersebut.
"Petugas Jogoboro berjaga 24 jam di Malioboro. Mereka bisa membantu jika ada permasalahan, termasuk jika ada PKL yang memberikan harga tidak wajar," katanya.
Nantinya, kata dia, di tiap gerbang yang berada di tiap zona di kawasan Malioboro akan ditempel informasi mengenai layanan pengaduan. "Petugas di gate juga bisa melayani jika ada pengaduan," katanya.
Heroe pun memberikan apresiasi kepada pedagang yang mengurungkan niat untuk menggugat pengunggah kasus pecel lele yang viral di media sosial tersebut.
"Wisatawan yang datang tidak memahami apakah mereka makan di Malioboro atau Jalan Perwakilan. Mereka hanya tahu jika mereka sedang berada di kawasan Malioboro," katanya.
Atas kasus yang sempat viral tersebut, Heroe berharap seluruh komunitas di kawasan Malioboro menjadikannya sebagai sebuah introspeksi dan pelajaran berharga untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. "Bagaimana melayani dan berkomunikasi yang baik dengan wisatawan," katanya.
Sedangkan bagi pedagang yang ditengarai menjual makanan dengan harga tidak wajar yaitu di Jalan Perwakilan, Heroe menyebut masih melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap temuan-temuan di lapangan. "Di jalan tersebut ada tujuh warung penjual pecel lele. Empat toko dan tiga lesehan. Masih kami crosscheck," katanya.
Video Viral
Seperti diketahui, sebelumnya video viral seorang wisatawan curhat soal mahalnya harga pecel lele di Malioboro. Video itu diunggah oleh akun @aulroket di Tiktok.
Menurut pengakuan warganet itu, harga pecel lele dibanderol sampai Rp37 ribu. Dengan rincian, Rp20 ribu untuk seporsi lele, Rp7 ribu nasi putih, serta Rp10 ribu untuk lalapan di sebuah warung lesehan.
"Gua nggak mau nyebut lah, pokoknya di deretan ini, kenapa kapitalis banget, hallo? Jadi, buat kalian, viewer gue orang Yogya, coba kasih tau, kenapa makan di daerah sini tuh harganya suka tak sesuai," ujarnya.
Setelah video tersebut viral, Pemkot Yogyakarta bersama paguyuban pedagang melakukan penelusuran.
Setelah dilakukan penelusuran, pedagang yang menjual pecel lele dengan harga tak wajar itu akhirnya ditemukan. Warung makan tersebut berada di kawasan pertokoan selatan kantor DPRD DI Yogyakarta, Jalan Perwakilan, atau sirip timur Jalan Malioboro.
"Saya sudah cek ke lapangan dengan tim saya ternyata yang warung yang indikasi viral tersebut bukan PKL. Kalau PKL kan di trotoar dengan tenda bongkar pasang tidak permanen," kata Camat Danurejan Bambang Endro Wibowo, Kamis (27/5).
"Kalau segi dia jualan sudah mampang daftar harga kok. Tertulis di situ tadi lele sekian sambal lalap Rp10 ribu, ada memang nasi putih Rp7 ribu ada. Enggak salah sebenarnya penjualannya," beber dia.
Apalagi, memang tak ada standardisasi soal harga seporsi nasi pecel lele plus lalapan. "Kecuali kalau ada Perwal (Peraturan Wali Kota) harga pecel lele kawasan Malioboro sekian. Pas kita komunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Pemkot saya sampaikan," tukasnya.