JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kontestasi pemilihan pimpinan negara masih dua tahun lagi. Tapi, sejumlah nama kini digadang-gadang beragam pihak untuk dijagokan sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Belakangan, nama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin disebut-sebut juga berpeluang menjadi capres/cawapres 2024. Isu yang diembuskan, Budi Sadikin sebagai Menkes dinilai mampu membuat kebijakan yang pro terhadap rakyat dan lihai dalam ekonomi makro karena lama bergelut di dunia perbankan.
Namun, sejumlah pihak meragukan peluang menjadi Budi ikut dalam kontestasi itu. Bahkan, ada yang menilainya sebagai guyonan. Budi Gunadi Sadikin dinilai belum layak menjadi calon presiden bahkan cawapres.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo mengatakan pemilu adalah mencari seorang pemimpin sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Tentunya, yang pertama harus dipilih orang-orang yang mempunyai integritas, kapasitas dan loyalitas kepada negara. Oleh karena itu, posisi kepala negara harus paham tentang politik negara seperti apa dan calon presiden mengacu kepada aturan hukum.
"Dan aturan hukum yang ada adalah capres harus diusung oleh partai politik. Persoalannya, dia (Menkes) punya tidak partai politik. kata kuncinya di situ. Wong yang punya partai politik saja tidak bisa mencalonkan presiden. Belum lagi soal akomodasi dan uang. kita tahu masyarakat kalau tidak ada uang tidak akan dicoblos," kata Firman kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).
Makanya, Firman meragukan Budi Sadikin bisa ikut dalam kontestasi politik nasional itu. Pimpinan parpol dalam koalisi pemerintah ini, meragukan kapasitas Budi Sadikin untuk dijagokan di pilpres. Firman terang menyebutkan, Budi Sadikin juga baru beberapa tahun menjabat Menkes. Dia meminta lebih baik Menkes konsentrasi pada pekerjaannya.
"Kita tidak tahu track recordnya sebelum menjadi menkes. Latar belakangnya apa, backgroundnya apa? Partai besar saja banyak yang gagal dan tidak bisa mencalonkan. Kalau mau menjadi capres harus berafiliasi dengan parpol yang akan datang (2029). Bukan tiba-tiba begini," tuturnya.
Firman menambahkan, konsistensi Budi Sadikin menghadapi pandemi juga akan jadi perhitungan khalayak. Banyak yang menilai, yang bersangkutan terkesan bersikap maju mundur dalam penentuan kebijakan penanganan covid-19.
"Mengatasi masalah BPOM tidak clear, karantina saja tidak clear. Padahal karantina ada di bawah dia. Itu ukurannya, bagaimana mau menjadi presiden," selorohnya.
Hanya Candaan Politik
Direktur Eksekutif Indonesia Political review Ujang Komarudin di lain kesempatan menilai mengemukanya isu Budi Sadikin layak menjadi capres hanya candaan politik saja. Dia menanggapi enteng, isu itu sebagaihiburan di tengah pandemi. Ujang menilai, elektabilitas Budi Sadikin masih kosong alis 0.
"Artinya rakyat pun tak mendukungnya. Jika ingin maju sebagai capres atau cawapres, mesti punya elektabilitas tinggi. Karena elektabilitas (keterpilihan itu) menjadi modal utama bagi capres atau cawapres," kata Ujang.
Ujang melanjutkan, isu yang berkembang hanya mengampanyekan Budi Sadikin saja. Dia juga menilai, meredanya covid bukan karena Budi Sadikin sebagai Menkes.
"Kansnya nol. Masih kosong. Isu tersebut melebih-lebihkan sosok Budi Sadikin," katanya.
Di kesempatan berbeda, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpersepsi sama. Dia melihat nama Budi Sadikin juta tak pernah muncul dalam setiap hasil survei. Artinya, elektabilitas Budi Sadikin tidak pernah muncul.
"Karena itu, Budi Gunadi dilihat dari elektabilitasnya hingga saat ini belum layak dijadikan capres. Dengan keterpilihan yang belum ada, tentu tidak akan ada partai politik yang mau mengusungnya," katanya.
Selain itu, selama menjabat Menteri Kesehatan, kinerja Budi Sadikin tidak menonjol. Karena itu, elektabilitasnya diperkirakan akan sulit terkerek.
"Sebagai Menteri Kesehatan, juga tidak etis bila saat ini cawe-cawe untuk nyapres. Sebaiknya, Budi Gunadi konsentrasi saja menangani pandemi Covid-19 agar sirna dari negeri tercinta. Fokus pada tugas dan fungsi nya akan lebih bijak dari latah ikut-ikutan nyapres," tuturnya.
Dketahui, sejumlah survei telah mendapatkan nama-nama menteri yang layak maju sebagai Capres di Pilpres 2024 nanti. Survei Litbang Kompas yang digelar pada Oktober 2021 lalu menempatkan empat nama menteri.
Di tempat teratas ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Koordinator Politik, hukum, dan keamanan Mahfud MD.
Ada juga survei yang dilakukan Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC). Survei ini mendapatkan enam nama menteri yang dianggap layak maju Pilpres 2024. Berdasarkan perolehan suara terbanyak, mereka adalah Sandiaga Uno, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto (Menteri Koordiantor bidang Perekonomian), Tri Rismaharini, Sri Mulyani (Menteri Keuangan), dan Erick Thohir (Menteri BUMN).