JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Aktivis senior, Ariady Achmad mendukung penuh sikap PDIP yang konsisten menolak penundaan Pemilu.
Menurutnya, wacana Penundaan Pemilu yang dilontarkan para pembantu presiden Jokowi bertolakbelakang dengan semangat reformasi.
"Agenda utama Reformasi dulu salah satunya membatasi jabatan kekuasaan dan menetapkan pemilu secara periodik. Jadi sikap PDIP yang tolak Penundaan Pemilu saya kira layak kita apresiasi," ujar eks Anggota DPR dari Fraksi Golkar itu kepada wartawan, Kamis (17/03/2022).
Ariady mengingatkan, agar para pendengung wacana penundaan Pemilu memikirkan kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas.
"Para pendengung tengah menyelinap ke pintu belakang istana. Mereka terus hembuskan agenda politik pragmatisnya. Ini alarm bahaya bagi demokrasi dan Kita harus bangkit mencegah kerumunan para penyelinap yang berkamuflase ke ruang-ruang demokrasi," tegasnya.
Yang jelas, kata dia, Penundaan pemilu merupakan sikap totaliter, dan tidak menghargai konstitusi.
"Semberono, dan terkesan menafikan kedaulatan rakyat," pungkasnya.
Ariady juga mengingatkan agar publik waspada soal potensi atau kemungkinan pelaksanaan Pemilu diundur dengan meskenariokan lembaga penyelenggaranya tidak mampu menjalankan pelaksanaan pemilu.
"Ada kekhawatiran akan terjadi rekayasa, sampai pada kondisi pimpinan KPU menyatakan tidak mampu menjalankan Pemilu pada tanggal 14 Februari tahun 2024," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, lembaganya dengan pemerintah sudah sepakat gelaran Pemilu 2024 akan berlangsung pada 14 Februari.
Puan juga berharap seluruh pihak untuk segera menyudahi wacana Penundaan Pemilu.
"DPR dan pemerintah sudah menyepakati bahwa pemilu itu akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari tahun 2024, jadi mekanisme yang sudah berjalan ya, kami sepakati dahulu untuk kita jalankan dengan sebaik-baiknya," kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/3).