JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Sejak penemuan jasad Angeline terkubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya Magriet Cristine Megawe, 16 Juni lalu sesajen (banten) harus diletakkan di pekarangan dan di dalam rumah itu.
“Apalagi di depan rumah Margriet itu ada pohon keramat, makanya dibuat pura tempat persembayangan di sampingnya,” kata I Wayan Wiranata, Pangelingsir Prajuru Bumi (tokoh agama), Kebon Kuri, Denpasar, Jumat (19/06/2015).
Menurut Wayan, rumah tempat pembunuhan Angeline, 8, dulunya adalah persawahan. Oleh pemiliknya tanah tersebut disewakan dan dibangun rumah maupun tempat usaha lain hingga kawasan itu berubah fungsi. (BAca:Agus Kubur Boneka dan Jasad Angeline Agar Arwahnya Tak Gentayangan)
Sejak saat itu, Jl Sedap Malam yang membentang sepanjang 2 km itu sering terjadi perkelahian yang berujung korban tewas. Bahkan juga kecelakaan yang membuat korbannya meregang nyawa.
“Sekarang ditambah ada jenazah dikubur tidak wajar, ini membuat Krama Bumi (masyarakat adat) Kebun Kuri gelisah karena makhluk halus di lokasi sini marah,” katanya. (Baca: Dua Orang Kesurupan di Depan Rumah Margriet)
Karena itu, mereka melakukan upacara adat Caru Pancasata (buang sial) yang melibatkan seluruh Krama (masyarakat) dari empat banjar (wilayah) Kebun Kuri Tengah, Kebon Kuri Lukluk, Kebun Kuri Mangku dan Kebun Kuri Kelod. (Baca: Bau Wangi Misterius Keluar dari Mobil Jenazah Angeline)
"Tujuannya membersihkan lokasi dari aura negatif sehingga areal tanah kembali normal,” ujarnya.(ss)