Opini
Oleh Anggota DPR Fraksi Demokrat Irwan Fecho pada hari Senin, 19 Sep 2022 - 15:47:29 WIB
Bagikan Berita ini :

AHY Suarakan Suara Rakyat, Adian Gagal Paham

tscom_news_photo_1663577249.jpg
Irwan Demokrat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Terkait pernyataan AHY bahwa infrastruktur jaman SBY dulunya direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal nggak?".

Itu kan sangat jelas ya konteksnya. AHY mengatakan. “Ya kita nggak perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, "Ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita"”.

Kengototan Adian menggiring pada sekedar rumus tambah-tambahan matematika terkait proyek infrastruktur Jokowi dibanding SBY itu sebenarnya bukti bahwa Adian tidak paham esensi perencanaan ruang dan perencanaan pembangunan berjangka pendek, menengah & panjang dalam bernegara.

Kemiskinan literasi Adian mendorong pesan moral yang disampaikan AHY menjadi kabur dan malah dilarikan perbandingan infrastruktur Jokowi dan SBY saat berkuasa. Sayangnya lagi Adian bicara pembangunan infrastruktur tapi hanya bicara hasil akhir. Dia lupa bahwa infrastruktur Jokowi dilaksanakan berdasarkan sebagian besar perencanaan yang tuntas dan sudah dimulai saat pemerintahan sebelumnya berakhir.

Perpres no 48 tahun 2014 perubahan perpres 32 tahun 2011 tentang Master Plan Percepatan & Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 telah meletakkan dasar Blue Print pembangunan ekonomi Indonesia. Adian abaikan itu padahal dia sangat tahu Jokowi banyak tinggal melanjutkan. Bu Sri Mulyani mengkonfirmasi itu. Banyak yang bilang MP3EI hanya ganti nama.

Sepanjang 2011-2014 ada 545 proyek bernilai 1.299 T yang tuntas dan pada akhir pemerintahan SBY ada 132 proyek di groundbreaking dengan nilai proyek Rp 443,5. Itu kan artinya proyek itu sudah selesai perencanaan, pembebasan lahan tinggal pembangunan fisik juga sudah ada yang 70%-90% sudah hampir selesai tinggal gunting pita di tahun 2015 seperti *Tol Cipali, Waduk Jatigede, Jembatan Merah Putih Ambon dan masih banyak lainnya*. Itu pointnya.

MP3EI memang merentangkan pembangunan mulai 2011 sampai 2025. Ada 6 koridor Ekonomi yang dibuat yaitu :

1. 65 proyek di koridor Sumatera dengan nilai Rp 134 triliun.
2. 102 proyek di koridor Jawa dengan nilai Rp 309 triliun.
3. 94 proyek di koridor Kalimantan dengan nilai Rp 177 triliun.
4. 50 proyek di koridor Sulawesi dengan nilai Rp 69 triliun.
5. 33 proyek di koridor Bali, Nusatenggara dengan nilai Rp 53 triliun
6. 36 proyek di koridor Papua dan Maluku dengan nilai Rp 108 triliun

Kalau Adian ingin membandingkan pencapaian kekuasaan ya harus adil sejak pikiran. Jangan cuma terkait infrastruktur itu yang dibandingkan. Besaran Utang Negara, Penurunan Angka Kemiskinan, Pendapatan Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi, Penurunan Angka Pengangguran. Demokrasi. Dan masih banyak lainnya. Itu namanya perbandingan kekuasaan.

Saya mau ambil 3 saja dari perbandingan itu.
1. BESARAN UTANG NEGARA
* Rasio utang thdp PDB Indonesia paling rendah antar negara G20 di jaman bapak SBY. Beliau berhasil menurunkan rasio utang menjadi 24,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Saat ini 8 tahun utang negara 7.163 T dari terakhir jaman pak SBY 2.608 T.
2. PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN
* 8.600.000 penduduk Indonesia di masa 2004-2014 keluar dari kemiskinan. Kemiskinan turun 5,8% dari 16,7% menjadi 10,9%. Bandingkan saja dengan sekarang selama 8 tahun sejak 2014. Kemiskinan hanya turun 1,1%, artinya dari tahun 2014 sebesar 10,9% hanya turun ke 9,8%. Dikit banget. Tapi yang diglorifikasi 1 digitnya.
3. PERTUMBUHAN EKONOMI
* Selama 10 tahun bapak SBY meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 3,5 kali lipat yaitu rata-rata 6-7%, PDB naik 350% dari USD256,84 miliar menjadi USD890,81 miliar. Selama 8 tahun pemerintahan Jokowi baru naik 1,5 kali lipat USD890,81 miliar menjadi USD1.190 miliar.

Masih banyak perbandingan kekuasaan lainnya tapi bukan itu fokus masalah yang menjadi perdebatan, saya mau bilang bahwa pesan moral yang ingin disampaikan AHY terkait satu tahun gunting pita itu adalah bahwa pembangunan ekonomi Indonesia itu berkelanjutan termasuk nanti pemerintahan pasca Jokowi akan melanjutkan pembangunan di masa pemerintahan Jokowi yang belum selesai. Tabik.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #partai-demokrat  #irwan-demokrat  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Bina(sakan) Judi

Oleh Ahmadie Thaha (Pengaruh Pesantren Tadabbur al-Qur'an)
pada hari Sabtu, 02 Nov 2024
Bayangkan kita hidup di sebuah negeri di mana kementerian yang seharusnya menjaga moral digital justru terlihat asyik bersenda gurau dengan para pelaku judi online (yang disingkat “judol” ...
Opini

Kerja Besar Bung Pigai : Menjadikan HAM Sebagai Panglima

Lugas dan tegas. Kadang cenderung over confidence. Namun mampu membangun simpati. Itulah kesan mengikuti Menteri Pembangunan HAM Natalius Pigai dalam rapat pertama dengan Komisi XIII DPR RI hari ...