JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku saat ini dunia sedang dilanda krisis multidimensi, di mana tantangan ekonomi semakin nyata dibalik percepatan pemulihan ekonomi dampak pandemi covid-19.
Airlangga mengatakan itu dalam sambutannya di acara Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20), Rabu (5/10/2022).
Menanggapi hal itu, Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin meminta agar pemerintah membangun spirit optimisme dalam menghadapi dampak resesi global 2023. Resesi maupun inflasi kini tengah menggejala di sejumlah negara di dunia.
Mukhtarudin kembali menekankan agar pemerintah optimistis menghadapi tantangan itu.
"Jadi, kita harus optimistis, karena pemerintah juga sekarang ini sudah siapkan instrumen yang baik untuk menahan inflasi," tutur Mukhtarudin, Kamis, (6/10/2022).
Politikus Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menilai, resesi merupakan sebuah realitas yang hampir dialami oleh berbagai negara.
"Tapi kan saya kira hal yang harus dilakukan adalah bagaimana menyikapinya secara positif dan produktif," sindir Mukhtarudin singkat.
Sebelumnya, Menko Airlangga mengatakan bahwa seluruh dunia saat ini tengah berjuang menghadapi berbagai krisis, salah satunya energi yang membuat bisnis turun, dan produktivitas usaha melambat.
Ditambah, lanjut Airlangga, adanya lonjakan harga pangan yang menyebabkan kelangkaan pangan, padahal pangan sangat penting untuk menghidupi jutaan orang yang mengalami kelaparan.
“Tantangan itu hanya bisa kita atasi jika kita bersatu. Rasa kemanusiaan dan solidaritas yang kuat saat Kami Berkumpul di sini hari ini dunia melihat kami dengan harapan untuk membawa pejuang bagi rakyat,” tegas Airlangga.
Mesti begitu, Menko Airlangga menyebut kinerja ekonomi Indonesia sampai saat ini relatif memuaskan, Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen pada semester lalu. Bahkan pada kuartal II-2022 perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,44 persen.
“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengingatkan, bahwa akan menghadapi tantangan resesi global tahun depan. Tapi Pemerintah terus optimis bahwa kita dapat mencapai pertumbuhan 5,2 atau 5,3 persen pada akhir tahun, serta kita memiliki pandangan optimis untuk tahun depan,” ujarnya.
Optimisme itu muncul dilihat dari kinerja perdagangan Indonesia yang terus mempertahankan rekor tinggi selama 28 bulan berturut-turut.
Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Agustus 2022 yang sebesar USD 27,91 miliar masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama, sebesar USD 22,15 miliar.
“Indonesia terus mendorong pemulihan ekonomi untuk mendukung tiga bidang, Kesehatan, perlindungan sosial dan penguatan pemulihan ekonomi melalui dukungan untuk ekonomi kreatif pariwisata Usaha mikro dan kecil menengah dan juga memberikan banyak insentif pajak,” ujarnya.
Tak hanya berhenti disitu saja, Pemerintah juga memberlakukan undang-undang untuk menyelaraskan peraturan perpajakan yang bertujuan untuk memperbesar basis pajak, meningkatkan efektivitas pajak, insentif dan meningkatkan cakupan program pengampunan pajak.
Sejalan dengan inisiatif tersebut, Indonesia memahami pentingnya menjaga pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan lingkungan. Sesuai arahan Presiden, ditargetkan untuk mencapai emisi Net Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Oleh karena itu, semua peserta P20, hal-hal yang harus kita garis bawahi bahwa G20 menjadi platform ekonomi utama untuk menyelesaikan krisis. Maka, diharapkan P20 dapat menyelesaikan solusi untuk geopolitik juga,” pungkas Menko Airlangga.