TEROPONGSENAYAN(JAKARTA)-Bursa saham adalah rumah Tito Sulistio. Sehingga jika sekarang pria kelahiran Bogor 5 Juli 1955 menjadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bagai pulang kandang saja.
Tak heran, saat ditanya tentang pengangkatan dirinya sebagai orang nomor satu di lantai bursa Tito hanya berujar pendek. "Biasa saja." Mungkin Tito tak merasakan suatu hal luar biasa seperti dibayangkan orang lain.
Padahal, menjadi nahkoda perdagangan saham di lantai bursa bukan pekerjaan main-main. Transaksi yang harus dikendalikan mencapai triliunan rupiah setiap hari. Bahkan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi ukuran perekonomian negeri ini.
Namun semua itu memang bukan hal baru. Dunia perdagangan saham dengan segala lika-likunya adalah menjadi bagian kehidupannya selama ini. Lulusan Fakultas Ekonomi UI telah malang melintang mendalami lantai bursa saham.
Tito memiliki segudang pengalaman, baik pada otoritas pasar modal, asosiasi, maupun emiten. Tak hanya itu Tito adalah termasuk perintis berbagai lembaga yang mendukung perdagangan saham di Indonesia.
Memulai karir sebagai sebagai Koordinator Marketing di PT 3M (Minnesota, Mining and Manufacturing) Indonesia. Saat itu Tito sarjana yang baru lulus. Hanya saja dia hanya bertahan setahun di perusahaan ini.
Tito lalu bergabung dengan PT Unilever Tbk sebagai Senior Brand Manager Food & Drinks PT Unilever Indonesia Tbk, 1983-1989. Saat di perusahaan inilah Tito melanjutkan studi dan mendapatkan gelar Master of Accountancy and Finance dari Institute d'Enseignment Superieur Lucier Cooremans, Brusells, Belgium, pada 1986.
Akhir tahun 80-an, Tito kembali putar haluan dan berlabuh di Penta Group (Pentasena Arthasentosa, Warta Arta, Money Broker). Di Penta Group dia diaulat sebagai CEO. Setahun menjabat sebagai bos Penta Group, karir Tito kian gemilang.
Sambil menjabat sebagai CEO Penta Group pada periode 1989-1994, Tito menjadi pengajar di Institute Management Finance and Accountancy pada 1990-1991. Tito memang pribadi yang tak bisa diam.
Tidak hanya itu, dia juga duduk sebagai anggota Preparatory Committee of MoF (Forming the Jakarta Stock Exchange) pada 1990-1991 sekaligus anggota Asia Pacific Capital Market Study, conducted by Arthur Anderson International.
Nama Tito memang nyaris identik dengan dunia perdagangan saham di taah air. Apalagi pada1992 Tito mulai masuk ke PT Bursa Efek Jakarta dengan menjabat sebagai komisaris hingga 1994. Saat masih belum banyak orang melirik lantai bursa.
Pada saat bersamaan, ketika itu Tito juga menduduki kursi ketua Jakarta Broker Club, Wakil Ketua Asosiasi Penjamin Emisi Indonesia (KPEI), Komisaris PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI), sekaligus komisaris PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Tak hanya itu Tito juga sebagai komisaris Bursa Paralel Indonesia (BPI) pada 1993-1994. Periode berikutnya, dia didapuk sebagai direktur utama BPI. Lepas dari semua jabatan itu, pada 1995-1998 dia menjabat sebagai direktur utama Bursa Efek Surabaya.
Saat menjabat di BES, Tito juga menjadi Direktur Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (1995-1999). Pada periode yang sama, dia bergabung ke dalam perusahaan milik keluarga Cendana, Siti Hardianti Rukmana atau Mbak Tutut, PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia sebagai Managing Director.
Tepat pada era milenium dan ditengah gelombang kekebasan pers, Tito mendirikan perusahaan media cetak PT Media Investor On Line, dan menjadi direktur utama. Namun hanya bertahan selama 2000-2003.
Berikutnya Tito bergabung dengan group konglomerasi milik Hary Tanoesoedibjo. Dia menjabat sebagai CEO PT Media Nusantara Citra Networks milik Hary Tanoe pada 2004-2007. Berhenti sebagai CEO, dia kemudian sebagai komisaris PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) pada 2007-2009.
Saat ini, sebelum mencalonkan sebagai Dirut BEI, Tito menduduki kursi jabatan di lima perusahaan berbeda. Di antaranya, Komisaris PT Mitra International Resources Tbk., Wakil Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP).
Selain itu, dia juga menjabat sebagai Komisaris BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana, Dirut PT Gerai Motor Terpadu-Triumph Motorcycles Exclusive Official Dealer Jakarta, dan Dirut Magenta Kapital Indonesia.
Dalam lingkup asosiasi, Tito menjabat sebagai Waketum Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dan Penasihat Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta. Puluhan perusahaan menjadi go public dari tangan Tito.
Selang beberapa jam Tito Sulistio resmi didaulat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018, gelar dokor melengkapi perjalanan hidup pria berkumis ini.
Tito berhasil mempertahakan disertasi doktor Ilmu Hukum Universitas Pelita Harapan berjudul Privatisasi Kerakyatan. Lengkap sudah bekal Tito pulang kandang menjadi Dirut PT BEI, mengelola dan menjaga transaksi di lantai bursa.(ris)