Oleh Rizal Fadila pada hari Sabtu, 24 Agu 2024 - 18:35:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Saatnya Raja Jawa Tumbang

tscom_news_photo_1724499320.jpg
Rizal fadillah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Amangkurat I penerus Sultan Agung adalah raja Mataram. Memerintah tahun 1646 hingga wafatnya 1677. Amangkurat I dikenal sebagai Raja Jawa yang zalim. Kebengisan pada rakyatnya luar biasa, ia tega membantai 5000 hingga 6000 orang baik wanita maupun anak anak. Benci pada pemuka agama dan santri. Raja Jawa ini tumbang oleh perlawanan rakyat di berbagai daerah yang dipimpin Trunojoyo. Amangkurat I mati tragis dalam pelarian akibat pemberontakan.

Kini Jokowi digelari Raja Jawa oleh para pengikutnya. Meski tidak eksplisit Bahlil Lahadalia saat pidato perdana sebagai Ketum Partai Golkar di JCC Senayan mengarah pada Jokowi Raja Jawa yang "seram" itu. Ia menyatakan ancaman :

"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa kalau kita main-main celaka kita, saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini, waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu".

Meski Jokowi hampir mengakhiri masa jabatannya tapi ia masih ingin memperpanjang kekuasaannya melalui Partai Golkar. Ketum yang baru Bahlil Lahadalia adalah kepanjangan tangannya. Sebagaimana ungkapan dalam pidatonya, maka Bahlil seolah-olah telah menempatkan diri sebagai punakawan Jokowi sang Raja Jawa.

Seperti Jokowi, Amangkurat I juga memindahkan Ibu Kota dari Kotagede ke Plered. Istana di Plered jauh lebih mewah di banding sebelumnya. Mungkin ia menyebut istana yang dipakai Sultan Agung berbau agama dan Istana Plered hasil karya asli dirinya berbau dupa-dupa. Makanya ia bunuh banyak ulama. Konon baju adat yang dikenakan Jokowi saat upacara 17 Agustus 2023 mirip dengan pakaian Raja Jawa Amangkurat I.

Partai Golkar dapat musibah punya Ketum punakawan Raja Jawa Jokowi. Seperti orang sedang mabuk whisky hibiki berbicara sana sini. Ada lebih paten lagi, celaka main-main dengan Raja Jawa, ngeri-ngeri sedap barang ini, dan ada juga "saya kasih tahu". Bahlil ngelindur tapi menerangkan fakta bahwa perilaku Raja Jawa memang mengerikan tapi menyedapkan.

Jika bukan Jokowi yang dimaksud maka Bahlil harus menjelaskan ulang atau Jokowi segera membantah bahkan memecat Bahlil sebagai Menteri ESDM "Enak Saja Dia Mengoceh". Baru jadi raja sehari di Golkar sudah bikin gerah nih partai. Sebagai bukan orang Jawa, Bahlil memang bahlul mengenai kultur Jawa. Ia mewanti-wanti seperti ketakutan dirinya menghadapi Raja Jawa.

Raja Jawa Jokowi harus ditumbangkan jika berkarakter "ngeri-ngeri sedap" dan membuat "celaka kita". Bahlil ketakutan apakah Raja ini memang berteman dengan hantu dan dedemit ?. Seperti Amangkurat I Raja Jawa begini harus diburu dan dilawan rakyat. Buat Amangkurat "ngeri-ngeri sedap" ini kabur dan tidak kembali alias mati. Raja Jawa dan Raja Bahlul tak pantas memimpin negeri.

Saatnya Raja Jawa tumbang. Nah pasukan Trunojoyo jangan menjadi budak belian tetapi bersama rakyat bergerak memakzulkan, menangkap dan mengadili Jokowi. Trunojoyo adalah pahlawan dalam melawan kezaliman bukan mendukung dan membersamai Raja Jawa yang zalim.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Penguasa Si 'Hidung Panjang' Harus Dilawan

Oleh Isti Nugroho
pada hari Jumat, 13 Sep 2024
SEMBILAN tahun bangsa kita terpukau dan tersihir oleh populisme seorang penguasa. Penguasa itu mendapat  beberapa sebutan yang bernada ejekan. Misalnya, “raja jawa”, ...
Opini

Jakarta 'Killing Field' Ridwan Kamil

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Setelah dicemplungkan Partai Golkar ke Jakarta dan dititipkan kepada KIM agar mendukungnya, ternyata Ridwan berada di ruang "kariweuhan". Ia ditolak disana-sini ...