JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Jalan-jalan ke Kabupaten Alor-Nusa Tenggara Timur (NTT), tak lengkap rasanya bila belum berkunjung ke situs-situs tua yang ada di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Situs-situs tua itu misalnya, Al Quran yang terbuat dari kulit kayu, masjid peninggalan beberapa abad silam yang ada di Desa Lerabaing, hingga berbagai artefak masuknya Islam di Kabupaten Alor.
Dan yang paling mengesankan adalah Al quran yang terbuat dari kulit kayu dan masjid tua di desa Lerabaing. Konon menurut kisah, Al quran yang dibuat dari kulit kayu dengan tulisan tangan itu, adalah peninggalan kesultanan Tarnate ketika mereka membawa Islam masuk ke Kabupaten Alor sekitar tahun 1519 masehi. Saat ini Al Quran tersebut disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo dari kesultanan Tarnate. (Baca: Geger, Batu Akik Bergambar Kabah Ditemukan di Parigi)
Al-Quran kuno ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 M oleh Iang Gogo yang merantau bersama keempat saudaranya dengan misi penyebaran Agama Islam hingga ke Alor. Saat itu, Al-Quran ini dibawa pada masa Kesultanan Babullah lima bersaudara berlayar dari Ternate dengan menggunakan perahu layar yang menurut riwayat bernama Tuma Ninah, yang berarti “Berhenti/Singgah Sebentar”. (Baca: Kisah-Kisah Lucu Bung Karno)
Al-Quran ini tersimpan di rumah pondok sekitar tahun 1982. Ada cerita unik sehubungan dengan Al Qur’an ini, saat itu terjadi kebakaran besar yang melanda rumah pondok tempat menyimpan kitab tua ini yang menghanguskan seluruh bandan dan isi rumah termasuk semua benda-benda peninggalan Iang Gogo yang dibawa dari Ternate. Tetapi anehnya, Al-Quran tertua ini tidak terbakar dan hingga saat ini masih tetap terawat dan utuh.(yn) (Baca: Tujuh Kisah Para Muallaf Paling Berpengaruh di Dunia)