Oleh Didi Irawadi Syamsuddin, S.H.,LL. M pada hari Jumat, 05 Sep 2025 - 21:57:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Hentikan Intoleransi, Mari Bersama Memajukan Bangsa Dalam Perbedaan

tscom_news_photo_1757084223.jpg
Didi Irawadi Syamsuddin Politikus Partai Demokrat (Sumber foto : Istimewa)

Indonesia lahir dari perbedaan. Para pendiri bangsa menyadari sejak awal bahwa tanpa kebhinekaan, republik ini takkan pernah berdiri. Soekarno, Hatta, Jenderal Sudirman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, BJ Habibie, hingga Gus Dur memberi teladan bagaimana merangkul ragam suku, agama, dan budaya. Tegas berkomitmen bahwa perbedaan bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan fondasi persatuan kita. Izinkan saya kutip:
🌿 Jenderal Sudirman
“Perjuangan kita bukan hanya untuk satu golongan, tapi untuk seluruh bangsa Indonesia.” 👉 Menunjukkan bagaimana ia memandang keberagaman sebagai kekuatan bersama dalam mempertahankan kemerdekaan & keutuhan NKRI.

Namun kini setelah 80 tahun Indonesia merdeka, realitas yang kita hadapi justru mencemaskan. Dalam dua tahun terakhir, peristiwa intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama meningkat signifikan. Dari pembubaran kegiatan ibadah, perundungan di sekolah, hingga penolakan pembangunan rumah ibadah, semua menunjukkan betapa rapuhnya toleransi kita. Setiap insiden adalah tamparan, bahwa cita-cita para pendiri bangsa semakin menjauh jika dibiarkan.

Padahal dunia telah memberi contoh. Kanada, misalnya, berhasil menjadikan pluralisme sebagai kekuatan. Dengan kebijakan multikulturalisme yang konsisten, perbedaan justru menguatkan kohesi sosial dan meningkatkan daya saing bangsa. Begitu pula Afrika Selatan pasca-Apartheid: rekonsiliasi yang menekankan kesetaraan mampu memulihkan luka sejarah dan menumbuhkan optimisme baru.

Yang kita butuhkan adalah kesadaran bersama: bahwa menghargai perbedaan adalah syarat mutlak kemajuan bangsa. Intoleransi hanya akan melemahkan, sedangkan pluralisme pasti memperkuat.

Mari hentikan intoleransi, sekecil apa pun bentuknya. Mari kita jadikan ruang ibadah sebagai tempat yang aman, sekolah sebagai ruang belajar yang inklusif, dan masyarakat sebagai rumah bersama. Persatuan sejati lahir ketika kita merayakan perbedaan, bukan menakutinya.

Saat kita berani menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, Indonesia tidak hanya bertahan—tetapi akan melangkah maju sebagai bangsa besar yang diperhitungkan dunia.
⸻—————-
IG: didi_irawadi
X: @didi_irawadi

#HentikanIntoleransi #DamaiDalamPerbedaan #BhinnekaTunggalIka #IndonesiaBersatu #ToleransiAdalahKekuatan #PersatuanIndonesia #BangunTanpaBatas #Pluralism

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Lainnya
Opini

Bank Indonesia dan Pemerintah Kembali Terapkan Skema Burden Sharing: Antara Kebutuhan Fiskal dan Risiko Moneter

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Rabu, 03 Sep 2025
Kebijakan baru Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk kembali menerapkan skema burden sharing membuka perdebatan hangat tentang arah kebijakan fiskal dan moneter di era Presiden Prabowo ...
Opini

Prabowo dan Inspirasi Mandela: Antara Kompromi, Kelembutan, dan Tantangan Demokrasi

Presiden Prabowo Subianto hampir satu tahun menjalankan amanah kepemimpinannya. Dalam perjalanan politiknya, banyak kalangan menilai gaya kepemimpinan Prabowo memiliki nuansa yang unik—keras ...