Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Selasa, 04 Agu 2015 - 19:20:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Stop Impor! 40 Persen Produksi Alumunium Sudah Kuasai Pasar Indonesia

52200814_790616_inalum_besar.jpg
Pemerintah diminta menyetop impor alumunium (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemerintah diminta menghentikan impor alumunium. Sebab saat ini, sudah sebanyak 40 persen produksi alumunium menguasai pasar Indonesia.

Permintaan itu disampaikan Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Tohir. Menurutnya, hal itu terjadi berkat langkah DPR yang mengucurkan penyertaan modal negara (PMN) sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuannya untuk membesarkan perusahaan pelat merah tersebut.

“Inalum sudah disupport habis oleh Komisi VI sejak pemerintahan SBY sampai Jokowi dengan menggelontorkan PMN sebesar 6,7 Triliun, dan sudah terlihat hasilnya, yaitu produksi alumunium sudah 40 persen kuasai pasar Indonesia, dan saham Inalum sudah dikuasai mayoritas oleh Indonesia,” kata Hafisz kepada wartawan, Selasa (3/8/2015).

Namun begitu, ia menyadari bahwa kebutuhan terhadap alumunium di negeri ini masih sangat tinggi, terlebih ketika melihat pasar di Indonesia. Untuk mengatasi persoalan tersebut, peran pemerintah dan Inalum sendiri sangat diperlukan.

“Jadi kebutuhan kita terhadap alumunium masih banyak. Ada pasar sekitar 60% lagi yang akan diperbutkan oleh pemain lokal dan internasional. Nah di sini peran Inalum sangat ditunggu. Maka itu pemerintah harus menyetop import aluminium jadi. Serahkan saja kepada produsen dalam negeri supaya PT Inalum terus kuat,” jelasnya.

Dijelaskan, keharusan impor tersebut karena masih ada 60% lagi kebutuhan domestik yang belum terpenuhi oleh Inalum. Hal itu kata dia, bisa diatasi dengan penambahan modal Inalum.

“Modal Inalum perlu tambah, atau cari pinjaman komersial. Terus bahan baku perlu diperluas lagi sumbernya,” ujarnya.

Modal tersebut guna melengkapi fasilitas-fasilitas untuk pengelolaan alumunium, termasuk yang paling utama adalah pabrik alumunium yang mencapai hingga triliunan rupiah. Kebutuhan dana besar tersebut bisa melalui cara agar negara memberikan PMN, namun juga bisa dengan cara meminjam ke bank dengan bunga komersial.

“Jadi melihat besarnya kebutuhan itu, satu pabrik bisa mencapai 10 T,” jelasnya.

Secara terpisah, Pemerintah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara turut mengapresiasi PT Inalum yang sudah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di Sumatera Utara.

"Hingga saat ini, kontribusi Inalum sangat dirasakan oleh masyarakat, khususnya program CSR, baik berupa bedah rumah, pendidikan dan lingkungan," kata Anggota DPRD Kab Batubara Amat Mukhtas.

Hal ini, lanjut politisi PKS ini, sinergitas yang dibangun oleh Inalum sangat profesional dan proporsional, semata untuk membantu kesejahteraan bangsa.

"Secara garis besar, kontribusi Inalum sudah bagian yang tidak terpisahkan, sehingga masyarakat pun bangga ketika Inalum memperoleh laba yang sangat fantastis beberapa bulan lalu," ungkapnya. (iy)

tag: #inalum  #alumunium  #komisi vi dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement