Opini
Oleh Ismail Amin (Mahasiswa Universitas Internasional al Moustafa Qom, Republik Islam Iran) pada hari Minggu, 13 Sep 2015 - 09:45:10 WIB
Bagikan Berita ini :
Syamsi Ali, Dai Rendah Hati yang Mendunia (2)

Berdakwah dengan Presiden Obama, Melawan Raja Judi Donald Trump

47images_1441502366289.jpg
Syamsi Ali (Sumber foto : Istimewa)

Dengan popularitasnya yang mendunia, Syamsi Ali tetap sosok yang rendah hati, setiap pulang kampung, ia senyap dari pemberitaan. Kalaupun muncul, itu karena namanya disebut sebagai pembicara sebuah seminar atau acara-acara yang membedah bukunya di kota.

Itupun masih kurang populer dari Felix Siaw. Padahal di AS, koran-koran yang memuat artikel Islamnya laku keras bak kacang goreng.

Ia tidak melupakan kampung halamannya di tanah Kajang, Bulukumba. Setiap pulang, ia tetap bersedia menjadi imam masjid kampung dan berceramah dengan bahasa Bugis untuk masyarakat di tanah kelahirannya.

Ia tetaplah Utteng (nama kecilnya) yang dulu dikenali teman-teman masa kecilnya. Tidak ada kebanggaan intelektual sama sekali. Ia bisa saja menjadi sangat kaya jika mau. Tapi ia tetap hidup sederhana.

Ia tidak pernah berpose menaiki motor gede, atau bercerita ke media bagaimana rasanya menunggagi Lamborgini saat diundang berceramah. Tapi dialah yang pertama bahkan satu-satunya dai Indonesia yang menyampaikan dakwah Islam secara langsung, dihadapan tiga presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama.

Dia dai Indonesia pertama yang muncul dan diwawancarai di sejumlah stasiun TV Internasional, di ABC, PBS, BBC World, CNN, Fox News, National Geographic, al-Jazeera, dan Hallmark Channel.

Artikel-artikelnya mengenai Islam dimuat di koran-koran terkemuka Amerika. Ia didaulat sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di kota New York oleh New York Magazine pada tahun 2006.

Tidak cukup dengan itu, ia termasuk dari 500 tokoh paling berpengaruh di dunia, selama 3 tahun berturut-turut, 2009-2011 oleh Universitas Georgetown.

Saat ini, tiba-tiba ia diperbincangkan di Indonesia, bukan karena semua prestasi dakwahnya itu, melainkan karena ia mendapatkan ancaman somasi dari Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI.

Kritikannya terhadap kehadiran sejumlah petinggi DPR RI di konferensi pers Donal Trump yang mengkampenyakan dirinya sebagai bakal calon Presiden AS tentu sangat beralasan. Dukungan terhadap Donal Trump, berpeluang meruntuhkan dakwah Islam di AS yang selama ini dirintis dan dibangunnya.

Donal Trump bukan saja berbisnis dibidang real state namun juga perjudian. Sebagai raja judi di AS, tentu akrab dengan bisnis minuman keras dan wanita penghibur. Inilah yang ditentang dan dilawan Syamsi Ali sejak memulai dakwahnya di AS tahun 1996.

Bukan hanya itu Donal Trump juga anti Islam. Ia sering mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversial dan menyakiti hati umat Islam. Bahkan pada tahun 2015, Trump dianugerahi "Liberty Award" pada acara "Algemeiner Jewish 100 Gala" sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi positifnya dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Israel.

Memimpikannya menjadi Presiden AS adalah mimpi buruk bagi dakwah Islam di AS. Syamsi Ali berteriak keras di media, ia protes. Mengiyakan rakyat Indonesia menyukai Donal Trump adalah kesalahan fatal yang dapat merusak citra rakyat Indonesia dimata warga AS.

Kritiknya justru disikapi negatif, ia dianggap hendak numpang tenar. Syamsi Ali mundur, ia tak mau lagi berpolemik di media. Menurutnya, ia telah melaksanakan kewajibannya, yaitu cukup menyampaikan. Ia memilih tetap melanjutkan kerja-kerja dakwahnya, meski senyap dari pemberitaan.

Seperti akar, yang tersembunyi didalam tanah, namun akarlah yang membuat batang pohon bisa bertahan kokoh dan tegar dari terjangan badai. Ia tidak perlu numpang tenar untuk disegani dunia.

Ia telah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia, berkat dedikasinya yang tiada habisnya memperkenalkan Islam yang moderat dan ramah kepada dunia.(*)

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #syamsi ali  #obama  #donald trump  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Mentalitas Kasino

Oleh Ahmadie Thaha (Pengaruh Pesantren Tadabbur al-Qur'an)
pada hari Selasa, 05 Nov 2024
Dalam dunia yang penuh dengan mimpi-mimpi besar, mungkin ada di antara kita yang membayangkan Indonesia sebagai Tanah Air yang tenteram, adil, dan sejahtera. Tapi tunggu dulu. Ternyata, harapan itu ...
Opini

Tidak Ada Kerugian Negara Dalam Pemberian Izin Impor Gula 2015: Ilusi Kejagung

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Tom Lembong telah menyalahgunakan wewenang atas pemberian izin impor Gula Kristal Mentah tahun 2015 kepada perusahaan swasta PT AP, sehingga merugikan keuangan ...