Pagi yang berduka. 26 September 2015, telah terjadi penganiayaan dan pembunuhan terhadap petani. Petani tersebut bukanlah orang biasa. Dengan gigih dan konsisten, ia telah melakukan aksi penolakan tambang yang terjadi di desanya, Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur. Namanya Salim Kancil.
Pagi itu, ketika sedang mengasuh cucunya, ia dijemput oleh sejumlah preman dari rumahnya dan dibawa ke Kantor Desa Selok Awar-Awar. Penganiayaan terkeji di abad ini telah diperlihatkan atas nama kerakusan akan keuntungan dari eksploitasi habis-habisan kekayaan alam. Korban petani lain, Tosan, saat ini mengalami luka parah dan dalam kondisi kritis di rumah sakit di Malang.
Kekejian yang disinyalir dilakukan oleh kepala desa ini, menjadi bukti bahwa kekuasaan yang berkolaborasi dengan kekuatan modal dengan orientasi keuntungan semata. Seberapapun besarnya, akan cenderung menjadi tiran penghisap darah dan terbiasa menjadi algojo tanpa hati bagi rakyat yang dipimpinnya. Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan bagi rakyat negeri ini, bahwasanya pengawasan rakyat terhadap aparat dan alat kekuasaan negara, baik di desa maupun yang lebih tinggi, mutlak dilakukan secara konsisten dan terorganisir.
Duka yang mendalam sekaligus rasa marah dan keprihatinan atas terjadinya kebiadaban yang dipertontonkan secara telanjang ini. Peristiwa ini menambah deret panjang kejahatan terhadap petani dan warga desa yang sedang mempertahankan hak-haknya di seluruh wilayah Republik. Kekuasaan yang senantiasa berkolaborasi dengan kekuatan modal dan orientasi keuntungan dari eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, telah memarjinalkan kepentingan rakyat yang menggantungkan hidupnya pada tanah dan wilayah yang justru dijadikan obyek eksploitasi. Rakyat tercerabut dari akar hidupnya, karena kepentingan keuntungan segelintir orang yang sebagian besarnya justru mengalir kepada pihak-pihak yang sebetulnya tidak pernah memiliki keterikatan kultural, geografis atau kekerabatan dengan wilayah tersebut.
Oleh karena itu, Pergerakan Indonesia mengutuk keras peristiwa ini dan meminta pemerintah untuk segera:
TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #pembunuhan salim kancil