Berita
Oleh Ariady Achmad pada hari Jumat, 23 Okt 2015 - 06:50:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Politik Budaya Malu

3130867e3c1197d7c304ef2e4d81ae6b841118d32.jpg
Kolom Obrolan Pagi bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Kata orang bijak, budaya malu memiliki kaitan yang erat dengan kemajuan peradaban masyarakat. Makin tinggi budaya malu biasanya semakin mapan kualitas suatu kelompok masyarakat. Demikian sebaliknya.

Mengapa demikian? Budaya malu ternyata terbukti menyebabkan kehidupan relatif lebih tertata. Sehingga energi positif membuat berbagai aspek kehidupan berjalan dengan baik. Pada akhirnya menciptakan kehidupan yang beradab.

Paling mudah menjumpai budaya malu barangkali di Jepang dan Korea. Dua negara serumpun ini memiliki budaya malu yang tinggi. Bahkan budaya malu inilah yang mengantarkan dua bangsa ini menjadi bangsa maju yang dihormati dunia.

Baik di Jepang maupun Korea, seorang karyawan malu jika datang terlambat di kantor. Mereka malu jika tak bisa menyelesaikan pekerjaan. Atau dalam sebuah kelompok kerja, mereka malu jika tak mencapai target.

Budaya malu ini pula yang terjadi dalam dunia politik di dua negara itu. Para politisi yang menjadi pejabat publik mundur karena malu jika terjerat kasus ataupun gagal menjalankan tugas dan pekerjaan.

Wawasan Nusantara dan Silang Budaya membuka ruang untuk menerima nilai budaya bangsa lain yang sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Sehingga budaya malu rasanya bukan dimiliki secara eksklusif oleh ke dua negara.

Kita mendengar dan mengetahui di sejumlah negara juga terjadi budaya malu atau budaya mundur itu. Artinya budaya malu seharusnya juga bisa terjadi di Indonesia, sebagai bagian dari peradaban bangsa Indonesia.(*)

tag: #sarapan pagi  #kolom  #ariady achmad  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement