Hari ini, Selasa, 27 Oktober 2015 adalah Hari Listrik Nasional (HLN) yang ke 70. Di usianya yang cukup tua ini tentunya kita harapkan Sistim Kelistrikan Nasional kita sudah mantap, kuat serta handal,well established.
Tapi apa yang terjadi? Terjadi kekurangan pasokan listrik di beberapa tempat yang yang menyebabkan pemadaman listrik selama satu (1) sampai enam (6) jam. Akibatnya fatal, aktivitas warga dan pelaku bisnis terganggu!
Minggu lalu saya memerlukan seorang kawan yang tinggal di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan untuk menulis sesuatu laporan dengan kategori sangat penting melalui email tapi sayangnya tidak bisa dia kerjakan sebab listrik dirumahnya mati karena pemadaman oleh PLN.
Bahkan kemarin pagi (26/10) juga terjadi pemadaman listrik di Jakarta dan sekitarnya. Seorang kawan yang tinggal di daerah Perum Karawaci Tangerang mengeluh bahwa sudah beberapa hari ini sampai dengan tadi malam listrik dirumahnya padam dari mulai sekitar lima (5) menit sampai dengan sekitar setengah jam.
Di beberapa tempat di Indonesia berdasarkan informasi yang terkumpul juga terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Medan di Sumatera, Palangkaraya di Kalimantan, Gorontalo di Sulawesi, Ambon di Maluku dan Jayapura di Papua. Artinya dari Sumatera sampai Papua, semuanya terkena pemadaman listrik. Nah, beginilah wajah kelistrikan Indonesia di usianya yang ke 70.
Bermacam alasan yang mengemuka sehubungan dengan pemadaman listrik tersebut. Dari mulai waduk yang surut saat kemarau seperti di Kalimantan. Di Palu, ada dua (2) pembangkit listrik tenaga uap dan PLTD yang hampir silih berganti rusak.
Di Poso, Sulawesi, walaupun sudah ada pasokan dari PLTA Sungai Poso namun karena rusaknya transmisi PLTA Poso di Kabupaten Poso beberapa waktu yang lalu, maka pemadaman listrik tak terhindarkan.
Bahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengakui bahwa sistem kelistrikan di Indonesia masih rapuh, oleh karena itulah dia mengatakan sudah tepat jika program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dikerjakan.
Nah...??? Suatu lompatan logika yang tidak terstruktur bapak Menteri ESDM kita ini. Apakah demikian kenyataannya sehingga pemadaman listrik yang ada diberi obat mujarab pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW sampai dengan batas waktu 2019??? Masuk akal kah?
Melihat kenyataan dan dari beberapa diskusi terbatas yang kami lakukan termasuk dengan beberapa pihak yang terkait dan otoritatif dengan masalah kelistrikan ini, maka saya mengambil kesimpulan antara lain, bahwa pemadaman yang terjadi selama ini terutama disebabkan karenasecuritylevel yang rendah dari sistem penyaluran (transmisi dan gardu induk).
Pembebanan transmisi tidak memenuhi kriteriasecurity operation. Kinerja pembangkit listrik dibawah standar PLN, serta banyaknyaconstruction delays (pembangunan pembangkit listrik yang terlambat karena berbagai hal).
Tentunya banyak lagi yang bisa disampaikan, namun sebagai artikel pendek dalam rangka menyambut peringatan Hari Listrik Nasional maka saya rasa cukup sekian dulu.
Semoga di hari listrik ini menjadi titik langkah awal memperbaiki kinerja PLN dan otoritas serta masyarakat kelistrikan dimasa mendatang. Jangan lagi memaksakan hal-hal yang dipaksakan dalam program mendatang, seperti pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang tidak masuk akal.
Selamat Hari Listrik Nasional.(*)
TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #listrik #irmansyah #sudirman