JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo berencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Jika kebijakan itu dilaksanakan, citra Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat akan habis. "Kebijakan menaikkan harga BBM akan menjadi antitesis bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang pro rakyat," ujar pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing di Jakarta (5/11/2014).
Emrus menambahkan, rakyat kecil tidak mau tahu alasan menaikkan harga BBM. Yang mereka tahu adalah mempertahankan subsidi merupakan bentuk kepedulian pemimpin kepada rakyatnya. Sebaliknya, mencabut subsidi merupakan bentuk ketidakpedulian pemimpin kepada rakyatnya.
Dia memprediksi kebijakan menaikkan harga BBM yang akan dilakukan pemerintahan Jokowi-JK akan mengakibatkan meluasnya sikap antipati rakyat kepada Jokowi-JK. "Dan PDIP juga akan terkena imbasnya berupa penurunan perolehan suara pada pemilu mendatang," papar Emrus.
Namun, anggota Fraksi Partai Nasdem DPR RI Kurtubi meminta Presiden menghitung ulang harga pokok BBM bersubsidi per liternya sebelum menaikkan harga.
Dengan demikian dapat diketahui secara pasti tingkat kenaikannya. "Jangan ujug-ujug mau naikkan harga Rp 3.000 per liternya. Itu angka dari mana," tanya Kurtibi yang merupakan anggota partai pengusung Jokowi-JK pun mengkritisi kebijakan pemerintah. (ss)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #naikkan harga BBM