Opini
Oleh Emka Abdullah pada hari Senin, 10 Nov 2014 - 01:23:31 WIB
Bagikan Berita ini :
Bila Langgar Konstitusi dan Melawan DPR

Gus Dur Saja Bisa Dilengserkan, Apalagi Jokowi

64Kabinet Jokowi.jpg
Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla umumkan Kabinet Kerja (Sumber foto : Eko S Hilman)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo diminta untuk fokus bekerja dengan perencanaan yang matang serta serta tidak sekali-kali melakukan pelanggaran hukum dan perlawanan dengan DPR. Jika peringatan itu diabaikan Jokowi, presiden ke-7 RI itu sangat mungkin dimakzulkan justru di awal pemerintahannya.

Peringatan tersebut disampaikan pengamat politik M. Nasih. "Kita tidak ingin terulang ada presiden dilengserkan di tengah jalan seperti yang terjadi pada Presiden Abdurrahman Wahid. Tetapi kalau itu terjadi karena kesalahan presiden sendiri, kita tidak bisa mencegahnya," ujar M. Nasih dalam perbincangan dengan TeropongSenayan, Minggu (9/11/2014).

M. Nasih menambahkan, ada gejalan Presiden Jokowi bekerja tidak didasarkan pada perencanaan yang baik serta pijakan hukum yang kuat. Contoh paling nyata adalah kebijakan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KSS).

Program ketiga kartu tersebut dibuat secara 'ujug-ujug' dan tidak punya payung hukum yang kuat. Sejumlah pakar hukum pun mempersoalkan kebijakan itu dan para pembantu presiden memberi penjelasannya simpang-siur. Di sisi lain, kalangan DPR sudah mulai ramai akan mengajukan interpelasi. "Ini ada kecenderungan melanggar konstitusi dan bahaya bagi keberlangsungan seorang kepala negara dan kepala pemerintahan," tambah M. Nasih.

Dia mengatakan Jokowi tidak boleh 'gumawa' dengan basis dukungan massa yang dimilikinya. Sebab, saat ini saja banyak pendukung dan mantan relawan yang mengaku kecewa pada Jokowi terkait dengan rencana kenaikan harga BBM. Lebih dari itu, sejumlah politisi PDIP juga sudah berani kritis dan mulai kecewa pada Jokowi.

Jokowi, masih menurut M. Nasih, berbeda dengan presiden Abdurrahman Wahid yang memiliki basis massa NU sangat kuat. Gus Dur merupakan seorang tokoh politik yang mengakar sejak sebelum terjun berpolitik praktis, dengan menjadi tokoh LSM. Pada era Pak Harto, Gus Dur telah berani mendirikan Fordem.

Dukungan kepada Gus Dur luas, baik dari kalangan intelektual, rakyat bawah, forum lintas agama, dan terutama masyarakat NU. Bahkan dukungan sebagian masyarakat NU cenderung tidak rasional, karena menganggap bahwa Gus Dur adalah waliyullah (kekasih Allah) dan sampai pada derajat weruh sak durunge winarah (tahu sebelum sesuatu terjadi). "Namun, akhirnya Gus Dur juga bisa dilengserkan," tegas M. Nasih. (b)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #gusdur  #bisa  #lengser  #apalagi  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Digitalisasi Salah Satu Kunci Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Oleh Uchok Sky Khadafi Aktivis 98, Direktur Eksekutif Center for Budget Analisys (CBA)
pada hari Selasa, 05 Nov 2024
Kondisi ekonomi global dalam beberapa tahun belakangan ini dihadapkan pada ketidakpastian. Selain dipicu perang Rusia-Ukraina, ketidakpastian ekonomi global juga terjadi imbas perang dagang antara ...
Opini

Blockchain Untuk Koperasi Indonesia

Sejak kemerdekaan, koperasi di Indonesia berkembang sebagai simbol ekonomi rakyat yang berbasis gotong royong, berperan penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi. Pada masa awal, koperasi ...