JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Sadar kesehatan segala-galanya, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu tidak pernah absen. Tidak perlu olah raga mahal seperti golf, berburu atau yang lainya, cukup lari minimal tiga kali seminggu. Murah, mudah dan sangat menyehatkan badan.
"Yang penting sehat. Biar banyak uang kalau sakit, sebanyak apapun uang itu tidak berarti apa-apa. Untuk mengurus kesehatan jangan-jangan uang itu pun akan habis. Olah raga juga bisa jaga keseimbangan," kata aktivis 98 yang sering turun ke jalan memperjuangkan hak-hak rakyat pada saat reformasi itu,kepada Teropongsenayan di Gedung DPR, Kamis (20/11).
Saat masih jadi mahasiswa pergerakan, badan bergerak dinamis terus sehingga sudah seperti olah raga. Apalagi kalau sedang aksi di jalanan keringat sudah membasahi seluruh pakaian. Tapi setelah di DPR tentu harus meluangkan waktu khusus untuk berolah raga agar badan sehat.
Setelah Soeharto lengser aktifitas di jalanan mulai berkurang. Masinton pun mulai melirik terjun ke politik dan PDI Perjuangan dirasakan pas dengan jiwa mudanya yang selalu bergejolak. Di pun bergabung dan bergerak dalam organisasi sayap PDI Perjuangan dengan nama Relawan Perjuangan Reformasi.
Masinton bergabung dengan PDI Perjuangan tahun 2004 dan sepuluh tahun kemudian, 2014 dia menjadi salah satu calon anggota legislatif Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta I yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri. Penempatannya di Dapil 'panas' ini awalnya sempat membuatnya sedikit keder. Tapi latar belakang organisasi yang kuat membuatnya tidak diremehkan lawan-lawan politiknya. Dan terbukti, dia lolos sebagai anggota DPR untuk periode 2014-2019.
"Total perolehan suara saya di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan ada 26.671 suara dan untuk luar negeri sekitar 4.500 suara," ujar Masinton di ruang Fraksi PDIP, Kamis (20/11).
Sesuai dengan tekad awalnya, jadi anggota DPR bukanlah tujuan akhir. Semangatnya adalah memperjuangan suara rakyat yang diwakilinya. Apa lagi saat mendapatkan kursi dewan melalui pemilu lalu, dia tidak harus mengeluarkan banyak biaya seperti calon-calon lain yang habis miliaran. "Jadi saya tidak ada beban kecuali saya berhutang kepada rakyat yang memilih saya," kata alumni Fakultas Hukum UI yang kini duduk di Komisi III DPR ini.(ss)