JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengingatkan perlu intervensi guna mempercepat peningkatan jumlah keterwakilan perempuan pada Pemilihan Umum (pemilu) yang akan datang.
Hemas pun membandingkan persentase perempuan di eksekutif dengan di legislatif. Situasi di Parlemen Indonesia masih jauh dari angka kritis keterwakilan perempuan, yakni minimal 30%."Di DPR RI hanya 17,3%, sedangkan DPD RI 26%," terang Permaisuri Sultan Hamengkubowu X kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis, (20/11/2014).
Wakil Ketua DPD RI ini memberi apresiasi terhadap Pemerintahan Jokowi-JK yang banyak mengakomodir perempuan.
"Setidaknya, komitmen Pemerintah untuk terciptanya kesetaraan gender di berbagai sektor telah ditunjukan dengan memilih perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari kabinet sebelumnya, yakni 24%," terangnya.
Meski begitu, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPD RI menambahkan persentase di eksekutif juga belum cukup. "Karena itu, tetap diperlukan komunikasi yang terus-menerus agar keterpilihan perempuan ini bisa berdampak signifikan bagi percepatan peningkatan kualitas hidup," ungkap wanita kelahiran Jakarta, 31 Oktober 1952.
Sekaligus juga, lanjut GKR Hemas yang bernama asli Tatiek Dradjad Supriastuti, menjadi batu ujian bagi perjuangan gerakan perempuan. "Apakah jumlah keterwakilan perempuan di kabinet otomatis berbanding lurus dengan percepatan pengarusutamaan gender," pungkasnya. (ec)