JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah menyatakan ikut turun ke jalan dalam aksi demontrasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPFM), di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/11/2016) mendatang. Kedua pimpinan dewan tersebut akan membaur dengan massa guna meminta penegakan hukum kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta,Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menurut Fadli, gerakan ini murni bentuk solidaritas bersama rakyat untuk menegakkan hukum. Aksi ini tidak berhubungan dengan SARA atau kepentingan di Pilkada DKI 2017.
"Aspirasi ini (sejumlah Ormas Islam) akan saya teruskan ke presiden dengan menyurati, apakah ada intervensi presiden. Saya juga ingin bicara ke polisi tentang (demontrasi) 4 November 2016, ini merupakan aspirasi dan tujuannya damai," kata Fadli saat menerima kunjungan beberapa Ormas Islam di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (28/10/2016).
Lebih jauh Fadli menyatakan, sesuai Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada kecualinya.
"Masalah Ahok harus ada penegakan hukum yang jelas. Kalo nggak bakal ada pembangkangan dari rakyat. Maka kepolisian harus tindak lanjuti secara objektif, imparsial, dan profesional," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi keagamaan berencana menggelar demo besar menuntut pengusutan terhadap Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka menuding Ahok telah melakukan penodaan agama. Aksi unjuk rasa damai ini akan dilakukan setelah Sholat Jumat, dengan berjalan kaki dari Masjid Istiqlal menuju Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Polda Metro Jaya menambah kekuatan dalam pengamanan aksi demonstrasi tersebut.Jika pada aksi sebelumnya, polisi mengerahkan 5.000 personel, pada aksi 4 November nanti akan diturunkan 7.000 aparat.
"Kalau kemarin kita turunkan 5.000 personel, kali ini sekitar 7.000 untuk mengamankan aksi demonstrasi," kata Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan. (plt)