JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Bentrok dua ormas beberapa waktu lalu di Bandung membuat prihatin berbagai kalangan termasuk anggota DPR RI dari dapil Jawa Barat itu sendiri.
Anggota DPR RI dari dapil Jabar dari partai Hanura yang menjabat sebagai anggota Komisi X DPR RI Dadang Rusdiana mengaku prihatin atas terjadinya konflik antar dua ormas yang terjadi di wilayahnya baru-baru ini.
Berikut petikan wawancara TeropongSenayan dengan Dadang Rusdiana anggota DPR RI dari dapil Jabar menanggapi bentrok dua ormas yakni FPI vs GMBI.
Apa tanggapan Anda soal konflik FPI drngan GMBI. Anda selaku wakil rakyat dari Jabar apa tanggapannya?
Ya tentu kita prihatin dengan konflik ini. GMBI termasuk ormas yang cukup berakar di Jawa Barat, demikian juga banyak anggota FPI di Jawa Barat. Oleh karena itu konflik kedua Ormas harus segera diselesaikan dalam semangat saling memahami, kebersamaan dan kekeluargaan.
Demikian juga semua fihak agar bisa mengendalikan diri. Terutama para pimpinan Ormas tidak boleh berpidato yg provokatif apalagi menghina adat suku tertentu, pimpinan negara, maupun Pancasila, dampaknya akan panjang. Arus bawah tentu akan menyikapi lain. Pelajaran yg berharga bagi semua pihak, termasuk Riziq Shihab.
Menurut Anda apakah bisa menjalar ke konflik horizontal ?
Ya sekarang kan konflik antar Ormas, kalau ini tidak segera dikendalikan kan bisa menjalar menjadi konflik Sunda dengan FPI, ini yang harus dicegah, dan segera dituntaskan. Yang kecil akan terus membesar bila digoreng-goreng, makanya semua diharap bisa mengendalikan diri.
Apa himbauan Anda sama GMBI dan FPI?
Ya berdamailah, saling memaafkan.
Menurut Anda apakah kedua ormas ini perlu di bubarkan atau bagaimana?
Kalau pembubaran kan ada mekanismenya, itu urusan mendagri. Kalau sementara ini masing-masing harus mengendalikan diri, dan buat nota kesepakatan perdamaian.
Menurut pribadi Anda sendiri apakah perlu dibubarkan tidak kedua ormas tersebut, lalu ada tidak manfaatnya kedua ormas tersebut selama ini menurut Anda?
Ormas itu paling tidak keberadaannya harus bermanfaat bagi anggotanya, berdampak baik pada kehidupan masyarakat dan bangsa.
Anda sendiri merasakan manfaat tidak dengan kehadiran dua ormas tersebut atau bagaimana?
Saya bukan anggota FPI, bukan simpatisan. Jadi saya secara subyektif mengganggap FPI tidak terlalu strategis bila dibanding dengan Muhammadiyah, PERSIS dan NU. Tapi silahkan saja, hak berkumpul dan berorganisasi adalah hak siapapun, selama FPI bisa menjaga diri. Dalam catatan saya FPI kan sering main hakim sendiri melakukan sweeping dan lain-lain, itu yang harus ditindak dan diluruskan oleh pemerintah. Kalau GMBI itu sendiri saya sering mendengarnya sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat, tetapi hanya belum mengenal dengan baik aktivitasnya. Jadi saya tidak bisa berkomentar banyak tentang GMBI
Kalau GMBI kehadirannya bermanfaat tidak yang Anda rasakan? Kan Anda orang Sunda dan GMBI katanya organisasi orang Sunda. Masa Anda wakil rakyat, belum tahu keberadaan GMBI yang kantornya saja di dapil Anda mungkin?
Di Sunda itu banyak, saya sendiri lebih aktif sebagai Dewan Pakar Pimpinan Pusat Angkatan Muda Siliwangi. Jadi GMBI banyak bergerak dalam bidang pemberdayaan seperti penggarapan lahan tidur dan lain-lain. Tetapi saya tidak terlalu tahu mendalam.
Pertanyaannya bermanfaat tidak GMBI ini menurut Anda?
Setiap Ormas ada manfaatnya selama tidak melakukan kegiatan yang melampaui hukum. Saya kan Aktif di sebuah Ormas Kasundaan juga( AMS ), jadi tidak bagus kalau saya menilai ormas lain. Kecuali kalau ormas tersebut sudah sering main hakim sendiri. Itu baru bermasalah. Selama ini GMBI ( sepanjang sepengahuan saya) baik dan loyal terhadap Pancasila dan NKRI.
Anda bilang tidak bagus menilai ormas lain tetapi disatu sisi Anda memberikan penilaian pada ormas lainnya ( FPI) alasan Anda apa?
Tadi kan saya bilang selama tidak melampaui hukum, jadi yang saya tahu kan FPI banyak masalahnya disana, tindakan main hakim sendiri. Semua orang tahu. Jadi dari sisi ketaatan pada hukum. GMBI selama ini tidak pernah melakukan razia atau sweeping di bulan puasa. Itu bedanya.Kalau kegiatan semua ormas juga pasti ada kegiatan. Silahkan. dan bagi anggotanya pasti ada manfaatnya.
Jadi itu perbedaan mendasarnya antara GMBI dan FPI menurut Anda?
Ya dalam catatan saya, GMBI tidak pernah melakukan main hakim sendiri dengan sweeping-sweeping dan melakukan tindakan intoleran terhadap komunitas yang berbeda agama. Itu yang menurut saya menghargai pluralitas kebangsaan.
FPI Anda sebut banyak masalahnya, pertanyaan saya apkah di dapil anda, FPI pernah bikin masalah atau seperti apa. Kalau FPI pernah bikin msalah soal apa dan kapan?
Kita berbicara dalam skala Jawa Barat. Pidato Habib Rizieq masalah " campuracun " itu salah satu tindakan seenaknya, yang tidak menghargai keragaman. Itu kan yang kemudian memancing reaksi dari elemen Kasundaan. Yang kecil-kecil seperti sweeping semua orang tahu lah. Kalau di daerah saya mana berani, kan ada pasukan saya. FPI di dapil saya tidak terlalu nampak. Pernah sekali, ketika ada Dedi Mulyadi bupati Purwakarta mau ada acara di dekat rumah. Ada kabar FPI mau menyerang. tapi hanya gertak saja, gak ada itu.
Kalau ada FPI di dapil Anda apakah akan diusir keberadaannya atau bagaimana?
Kalau di dapil saya gak usah diusir, FPI tidak terlalu laku. Karena beragama kan harus dengan ahlak yang baik, damai dan toleran. Masyarakat Bandung tidak terlalu respon dengan Ormas yang cenderung keras dan radikal.
Terakhir, apa harapan Anda terhadap keberadaan dua ormas ini?
Ya untuk mencegah melebarnya masalah, pimpinan kedua ormas tersebut bertemu untuk membuat nota kesepakatan perdamaian. (icl)