Editorial
Oleh Bani Saksono pada hari Selasa, 03 Mar 2015 - 13:46:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Langkah KPK Terhadap Kasus DPRD- Ahok

30DPRD DKI.jpg
Logo DPRD DKI Jakarta (Sumber foto : Ariady Achmad/TeropongSenayan)
Teropong Juga:

Langkah KPK Terhadap Kasus DPRD- Ahok

GUBERNUR Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tak bisa lagi berunding dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta untuk membicarakan kembali masalah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakata 2015.

Dia lebih memilih membawa kasusnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan minta agar memeriksa DPRD. Ahok, sapaan Basuki Tjahaja Purnama menuding DPRD telah menyusupkan dana siluman dalam RAPBD tersebut sebesar Rp 12,1 triliun. Dana sebesar Rp 12,1 triliun itu merupakan belanja Uninterruptible Power Supply (UPS) di semua kelurahan dan kecamatan di Jakarta Barat.

Sebaliknya, DPRD bersiteguh menggunakan hak angket untuk menyoal RAPBD siluman yang dikirimkan Ahok ke Mendagri. Disebut RAPBD siluman, karena menurut pihak DPRD, naskah yang dibawa Ahok ternyata berbeda dengan yang sudah disahkan dalam rapat paripurna DPRD pada 27 Januari 2015. Di situ disebutkan, RAPBD 2015 itu mematok angka Rp 73,08 triliun. Jumlah itu bertambah 20% dari APBD Perubahan 2014.

Soal dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun disebutkan Ahok merupakan belanja Uninterruptible Power Supply (UPS) di semua kelurahan dan kecamatan di Jakarta Barat. Ahok pun mengimplikasikan RAPBD 2015 dalam bentuk sistem anggaran elektronis (e_budgeting).

Persoalannya sekarang, ada di manakah posisi KPK menyikapi tudingan Ahok dan hak angket DPRD? Yang KPK dituntut secara profesional untuk membuktikan dugaan penggelapan mata anggaran dalam APBD 2015 seperti dituduhkan Ahok ke DPRD. Sebaliknya, KPK juga harus dapat membuktikan benar tidaknya Ahok telah membuat RAPBD fiktif, yaitu di luar yang sudah disetujui di paripurna DPRD. Bagaimana sanksi hukumnya.

Kita harus menjaga agar KPK tidak tebang pilih dan penyidikan suatu kasus tidak hanya berdasarkan pesanan, tapi memang merupakan tuntutan profesional KPK sebagai penjaga gawang Indonesia dari tindakan pidana korupsi yang mampu menggerogoti ekonomi nasional.(b)

tag: #hak angket DPRD DKI ahok  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Editorial Lainnya
Editorial

Redam Harga Masker!

Oleh Firdaus
pada hari Selasa, 18 Feb 2020
Belakangan ini masyarakat terkejut dengan lonjakan harga masker hingga lebih 100% dan barangnya langka di beberapa apotik di Jakarta maupun daerah lainnya. Bahkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ...
Editorial

Degradasi Etika Pejabat

Keputusan Pemerintah menentukan Pangkalan Militer TNI di komplek Pangkalan Udara Raden Sajad Kepulauan Natuna untuk lokasi observasi 238 WNI dari Wuhan, China, adalah keputusan yang tepat. Pertama, ...