Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Kamis, 07 Sep 2017 - 12:21:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Aung San Suu Kyi Dikritik, Warganet Myanmar Lakukan Serangan Balik

8Malaladansuukyi.jpg
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafszai dan State Counsellor Myanmar Aung San Suu Kyi (Sumber foto : ist)

YANGON (TEROPONGSENAYAN)--Cuitan aktivis pendidikan Pakistan dan peraih Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafszai yang mengkritik pemimpin Myanmar Daw Aung San Suu Kyi atas pembantaian minoritas muslim Rohingnya dikecam balik oleh warganet Myanmar. Hal tersebut dipublikasikan oleh laman berita Myanmar, Irrawaddy.com.

Beberapa waktu lalu Malala mencuit, "Beberapa tahun lamanya, saya berulang kali mengutuk tragedi dan perlakuan memalukan ini. Saya masih menantikan rekan saya sesama peraih Nobel Aung San Suu Kyi untuk berbuat yang sama (mengutuk perlakuan terhadap Rohingya)."

Malala menyerukan pengakhiran kekerasan terhadap Rohingya dan mengimbau negara-negara seperti Bangladesh untuk memberi makan, penampungan dan pendidikan untuk pengungsi Rohingya.

Kecaman Malala mendapatkan reaksi balik dari warganet Myanmar yang mempertanyakan mengapa Malala juga tidak mengutuk militan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) yang melancarkan serangan terkoordinasi ke 30 pos pemeriksaan pada 25 Agustus lalu. Serangan ini menewaskan 13 anggota pasukan keamanan Myanmar.

Mengutip Irrawaddy.com, pakar hukum setempat U Khin Maung Myint menyayangkan Malala tidak sekalian mengutuk serangan militan ARSA.

"Ini bukan soal diskriminasi ras dan agama, ini soal serangan teroris terhadap warga sipil termasuk orang Arakan, Hindu, Muslim, dan yang lainnya. Itu yang penting dan dia melewatkan hal itu," kata dia kepada Irrawaddy.com.

"Saya mengutuk keras pernyataan berat sebelah Malala, dia tidak mengetahui situasi Myanmar yang sebenarnya," kata seorang pengguna Facebook bernama Shwe Cin Ei.

Sebuah akun Twitter bernama Thant Zin Oo yang me-retweet penyataan Malala, menyampaikan komentar berikut, "Saya sangat mengapresiasi apa yang telah Anda kerjakan, khususnya dalam memerangi norma-norma sosial tidak biasa dalam pendidikan perempuan. Oleh karena itu, saya kira Anda punya tanggung jawab besar terhadap tindakan-tindakan dan kata-kata Anda. Berkaitan dengan krisis di Myanmar, tentu saja kami juga terpukul kapan pun kami menyaksikan foto, video dan kabar mengenai orang mati siapa pun mereka. Tapi, saya membayangkan seandainya Anda juga melihat foto-foto atau video-video dari warga setempat yang dibunuh secara brutal oleh para teroris ekstremis." (plt/ant)

tag: #myanmar  #rohingya  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement