Membaca surat terbuka yang anda Layangkan kepada Deputi Kepala Staf Istana,Yanuar Nugroho di TeropongSenayan sungguh sangat memprihatikan dan memalukan.
Betapa tidak? Karena apapun alasan-alasan picik yang anda kemukakan mengenai peanggkatan Yanuar, intinya anda adalah orang yang kecewa karena anda tidak dapat jabatan apapun dari Jokowi.
Alasan bahwa anda lulusan dalam negeri sehingga lebih nasionalis daripada lulusan luar negeri seperti Yanuar adalah alasan yang sungguh konyol.
Saya akan malu kalau saya jadi dosen atau almamater anda karena begitu piciknya pemikiran dan wawasan anda, kebangsaaan dan nasionalisme anda yang diukur dari pendidikan di luar negeri atau tidak. Anda lupa bahwa Bung Hatta salah satu tokoh kemerdekaan adalah lulusan Belanda.
Tolong tanyakan ke dosen-dosen anda, berapa banyak dari mereka yang lulus dari luar negeri dan tetap mengajar, termasuk mengajar anda dan punya nasionalisme yang tinggi untuk menjadi dosen negeri yang gajinya tidak seberapa.
Cara anda mengecilkan alumni2 universitas ternama di dunia seperti Harvard dan Manchester tidak nasionalis dan anda merasa Anda lebih nasionalis dari mereka sungguh sangat menunjukkan kebodohan anda.
Semua orang bermimpi bisa sekolah disana karena memang universitas-universitas itu adalah perguruan tinggi yang punya kredibilitas dan nama yang mendunia sebagai kampus terbaik yang melahirkan banyak orang pintar di dunia ini. Anda saja yang mungkin anak negeri yang tidak punya mimpi ke arah sana. Mungkin seperti yang anda akui karena bahasa Inggris anda kurang baik.
Kalau anda mengatakan anda berdarah-darah, tapi tidak jadi apa-apa, sementara Yanuar tidak berdarah-darah tapi dapat jabatan strategis. Sadarkah anda bahwa anda sedang mempermalukan diri sendiri.
Kalau anda sudah berdarah-darah tapi tidak dapat jabatan, tentunya ada alasan lain sehingga anda cuma bisa melakukan salam gigit dua jari.
Melihat track rekord anda, saya justru melihat anda tidak dapat jabatan karena Jokowi melihat apa yang saya dan masyarakat lihat bahwa riwayat hidup anda dipenuhi dengan usaha-usaha untuk mengejar-ngejar jabatan saja.
Anda masuk dunia politik ke Partai Demokrat, tapi karena anda tidak dapat apa-apa di Parta Demokrat, sementara anda seperti kata anda dulu sudah berdarah-darah untuk Partai Demokrat anda pun pindah ke Hanura. Anda kemudian jadi anggota DPR Hanura.
Tapi karena anda merasa Hanura tidak menjanjikan dan tidak akan lolos treshold atau ambang batas, diujungnya dan menjelang pemilu, anda pun masuk Nasdem. Apakah anda tidak sadar banyak kader-kader Nsdem marah juga kepada anda karena anda itu orang baru tapi sudah dapat jabatan dan kursi anggota DPR?
Mungkin ada banyak juga lulusan luar negeri yang marah-marah kepada anda yang lulusan dalam negeri dan sekolah anda disubsidi negara, bisa dapat kursi di DPR. Sementara orang lain yang sekolah di luar negeri dan dengan biaya sendiri untuk jadi caleg pun tidak lolos? Anda mungkin tidak sadar bahwa banyak orang yang jauh lebih pintar dari anda, tapi tidak jadi anggota DPR?
Anda nampaknya juga pelupa bahwa ketika anda diangkat menjadi anggota Tim Transisi maupun menjadi pendukung Jkw-JK anda selalu dengang-dengungkan bahwa anda bergabung tanpa syarat dan tidak mengejar jabatan. Tapi kenapa anda sekarang jadi marah-marah. Kalau anda belum dapat jabatan yah mungkin belum rezeki anda saja.
Atau memang anda tidak disukai oleh bos anda Surya Paloh atau bewok di Nasdem, sehingga anda sama sekali tidak diberikan rekomendasi. Sementara dua kader Nasdem yang lain sepertii Ferry Mursidan dan juga kader Nasdem yang baru bergabung tapi tidak lolos ke Senayan, Siti Nurbaya justru dijadikan menteri.
Anda sekali lagi mempermalukan diri sendiri karena anda memperlihatkan diri sebagai pengemis jabatan yang meratapi nasibnya karena tidak diberikan apa maunya. Dan kenapa Marwan Jafar yang sempet ngamuk-ngamuk tidak dimasukkan jadi anggota Tim Transisi, justru malah jadi Menteri?
Anda ingat kan kerja Tim Transisi dimana anda bergaung itu salah satunya menyaring calon-calon menteri. Banyak nama-nama pakar atau pengamat yang mendukung Jokowi-Jk yang nampaknya juga sudah "terbeli" oleh iming-iming jabatan jadi menjual murah ilmu dan pendidikannya juga tidak jadi apa-apa.
Zainal Arifin Muchtar dari UGM yang dalam "survei" Tim Transisi mendapatkan suara terbanyak, tapi tidak dijadikan apa-apa. Sama halnya seperti para capres konvensi Partai Demokrat.
Bung Akbar, anda seharusnya sadar bahwa anda tidak lebih baik dari Boni Hargens yang sempat ramai diberitakan menyeruduk kantor anda. Kantor Tim Transisi untuk meminta jabatan.
Bung Akbar, kalau anda katakan bahwa Megawati lebih bekerja keras daripada Luhut bahkan daripada Marwan Jafar sekalipun yang memelintir penyataan Fahri tentang santri, anda jelas salah. Luhut dan Bos Anda Surya Paloh jelas lebih berperan daripada Megawati dalam menjadikan Jokowi sebagai Presiden.
Paloh dan Luhut lah yang bekerja keras membujuk Megawati untuk menyetujui Jokowi. Kerja Megawati cuma memberikan persetujuan saja. Kok gitu dibilang kerja keras.
Bung Akbar terakhir saya hanya ingin ungkapkan, jika anda kecewa dengan Jokowi dan timnya, kami rakyat lebih kecewa lagi karena semua harga naik, semua yang dijanjikan tidak terbukti malah sebaliknya. Mata uang dollar, gas, listrik, harga BBM, tarif angkutan, kebutuhan pokok semua naik. Instabilitas dan masih banyak lagi yang buruk-buruk yang terjadi di era Jokowi ini.
Anda jelas orang egois karena ditengah kondisi masyarakat yang berat, anda sempat-sempatnya protes masalah pribadi anda gak dapat jabatan. Rakyat ini adalah korban seperti yang anda katakan kerja keras anda.
Namun saya mengatakan korban omong kosong anda dan teman-teman yang melakukan segala cara agar Jokowi menang dan anda dapat jabatan. Anda sama sekali tidak peduli dengan kondisi rakyat yang saat ini susah.
Anda sama sekali tidak bertanggungjawab kepada rakyat yang menjadi korban tipu daya kalian semua. Anehnya anda terus saja melakuakan itu dengan mengatakan bahwa surat terbuka bukan untuk ditunjukkan dan hanya untuk konsumsi internal. Lantas dar mana media mendapatkan surat anda?
Dari saya, rakyat jelata yang ingin Indonesia Benar.
Rhama Deny
(iy/ris)
TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #Tanggapan Surat Akbar Faisal