Opini
Oleh Fahmi Hafel (Direktur Eksekutive IDM) pada hari Kamis, 09 Apr 2015 - 15:11:21 WIB
Bagikan Berita ini :

Makna Pidato Mega Saat Kongres Telanjangi Jokowi

35HUT PDIP (indra) (15).JPG
Presiden Joko Widodo (Sumber foto : IndraKusuma/TeropongSenayan)

Sangat tegas dan nyata Pidato Megawati saat Kongres PDI Perjuangan terkait ideologi partai berlambang kepala banteng tersebut. Tetapi isi pidato Mega juga banyak mengevaluasi kebijakan pemerintahan Jokowi.

Megawati menilai bahwa Jokowi dalam kepemimpinnya tidak berpijak pada konstitusi, tetapi Jokowi justru mendengar opini-opini yang terpublikasi di media massa dan media sosial yang dibelakangnya adalah pemilik modal yang opportunis. Contoh konkritnya adalah pembatalan pelantikan BG sebagai Kapolri.

Dalam Pidato Megawati mengartikan juga bahwa Jokowi telah mengabaikan peran Parpol yang secara konstitusi dan aturan Demokrasi yang telah mengusung Jokowi-JK sebagai presiden serta berhasil menyuarakan pasangan Jokowi-JK hingga terpilih.

Megawati juga sudah mengetahui bahwa Jokowi sudah dikuasai oleh para pemilik modal atau debt collector yang membonceng di persimpangan jalan tanpa berjuang dan mengarah pada deparpolisasi, ini terbukti dengan kungkungan trio macan (Rini Soemarno, Andi Wijayanto, Luhut Panjaitan) yang dianggap Megawati sebagai penghalang masuknya ideologi dan perjuangan partai dalam pemerintahan Jokowi.

Megawati juga menyoroti bahwa Pemerintahan Jokowi sudah meninggalkan cita-cita Trisakti dengan banyak memberikan kemudahan izin dan kontrak-kontrak Migas pada asing, contohnya perpanjangan izin eksport konsetrat hasil tambang kepada Freeport dan Newmont.

Megawati juga membaca gelagat tidak baik dari Menteri BUMN Rini Soemarno yang ingin melakukan obral murah-murah BUMN, dan ini dilarang karena Megawati BUMN adalah kendaraan ekonomi Trisakti. Dari sini Megawati sadar kalau kebijakan Rini Soemarno bisa merusak nama PDI Perjuangan. Dan jangan-jangan dulu Megawati jual Indosat tidak lepas dari persen Rini Soemarno.

Dalam pidato, Megawati juga menyentil Jokowi terkait pemerintah yang makin menjauh dari wong cilik. Hal ini terbukti dengan menaikkan harga BBM, harga LPJ, impor beras, dan banyak lagi kebijakan yang menyengsarakan wong cilik.

Karena itu Megawati dalam pidatonya juga menunjuk bahwa Jokowi adalah pemimpin yang jiwanya belum mengalami revolusi mental.
Sementara itu Jokowi yang datang dengan jaket merah tanpa simbol PDI Perjuangan bisa diartikan bahwa Jokowi sebenarnya tidak ingin lagi dianggap petugas partai.(yn)

*Indonesia Development Monitoring (IDM)

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #kongres pdip  #jokowi  #megawati  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Oleh Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi Apindo)
pada hari Rabu, 22 Jan 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Memasuki Bulan Januari  2025, kondisi ekonomi nasional dihadapkan dengan tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pergerakan nilai tukar hampir ...
Opini

Debt Switch Surat Utang Negara Melanggar Undang-Undang, Diancam Pidana Penjara 20 Tahun

Sepuluh tahun terakhir, kondisi keuangan negara semakin tidak sehat. Utang pemerintah membengkak dari Rp2.600 triliun (2014) menjadi Rp8.700 triliun lebih pada akhir 2024.  Yang lebih ...