JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin mengatakan, tindakan pemerintah untuk mengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium RON 88 dengan Pertalite RON 90 sebagai modus oplosan baru yang menyesatkan.
Sebab, RON 90 tidak ada di harga internasional dan belum diatur di negara manapun. Tujuannya, agar publik tidak bisa melacak.
Salah satu kelemahan Pertalite RON 90 adalah harganya yang tidak transparan dan belum ada harga yang bisa dijual atau dipantau secara internasional.
"Di sini ada peluang mafia Migas bermain, karena belum ada MOPS nya seperi RON 91. Yang saya tidak habis fikir, kenapa Pertalite hanya 90 tidak sekalian menjadi RON 91," kata Safrudin di kantor KPBB di Jakarta, Selasa (21/4/2015)
Oleh karena itu, Safruddin mengusulkan agar pemerintah dan pertamina segera membatalkan rencana tersebut dan mengganti dengan RON 91 atau RON 92 sekalian.
"Keberadaan RON 91 yang lebih transparan dari segi harga. Karena dapat dipantau secara internasional. Lagian perbedaan harganya dengan premium sangat tipis, cuma Rp 6.900," ungkapnya.
Pemerintah, tambah Safrudin, tidak boleh membiarkan terjadinya pembodohan kepada konsumen (masyarakat). Sebab hal itu bisa berarti pembangkangan terhadap konstitusi.
"Jadi, diganti saja dengan RON 91 sekalian. Harganya juga sangat mirip. Biar mafia migas tidak lagi bisa mempermainkan harga," kata Safrudin.
Sebagai perbandingan, tambah Safrudin, Negara Singapura yang menggunakan kualitas unggulan (RON 95), harganya cuma 60 Sen (Dolar Singapura). "Kalau di sini berarti Rp7.500," katanya.(al)