Dalam sejarah perjuangan dan menegakkan kemerdekaan bangsa hemat kami ada tiga kekuatan utama penopang/pilarnya.
1. Kekuatan Islam
Agama dengan pemeluknya yang hampir merata di seluruh pulau besar, pulau sedang dan pulau kecil ini tercatat paling gigih berjuang melawan penjajah. Perlawanan di abad XIX hampir rata mencatat tokoh-tokoh Islam paling terdepan melawan penjajahan Belanda. Kumandang ALLAHU AKBAR dan JIHAD FISABILILLAH merupakan roh penggerak yang menghancurkan kekuatan yang ingin menjajah kembali Indonesia (peristiwa 10 Nopember 1945 yang sangat heroik menghadapi pemenang perang dunia II, Inggris. Dan Inggris dibuat tidak berdaya).
Peristiwa-peristiwa heroik di berbagai daerah itu mencatat tokoh-tokoh besar seperti Bung Tomo, KH. Hasyim Asyhari, Diponegoro, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Imam Bonjol dll. Dalam perjuangan sosial politik mencatat nama-nama: HOS Tjokroaminoto, KH A Dahlan, Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, KH. Wahid Hasyim, M Natsir dll.
Intinya, suka atau tidak suka, Islam di Indonesia telah mencatat peran besar mengantarkan Indonesia ke gerbang-gerbang kemerdekaan.
2. Kekuatan Nasionalis
Saya kira tak bisa dipungkiri peranan Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sjahrir dkk dalam masa-masa perjuangan sejak awal abad ke-20. Kekuatan Nasionalis inilah yang merumuskan secara cerdas metode dan strategi perjuangan mencapai kemerdekaan dan bagaimana mengisi kemerdekaan. Kekuatan inilah yang bersinergi dengan kekuatan Islam mencapai kemerdekaan.
3. Kekuatan Militer
Secara formal TNI lahir 5 Oktober 1945. Namun secara informal/de facto bibit-bibitnya sudah ada dari sebagian hasil didikan Belanda, sebagian dari didikan Jepang dan sebagian lagi dari lasykar pejuang yang berafiliasi ke Islam atau Nasionalis.
TNI seolah sudah ditakdirkan untuk mengawal dan mengamankan serta membangun/mengisi kemerdekaan. Periode itu terjadi sejak 1945 sampai dengan 1998. TNI telah menyelamatkan RI dari berbagai pemberontakan tahun 1950-an sd 1960-an. Termasuk berperan dalam pengembalian Irian Barat ke pangkuan RI. Terlepas apapun kritik terhadap TNI, namun TNI telah membuktikan ketangguhannya mengawal, mengamankan dan mengisi kemerdekaan. Tidak mungkin mengabaikan arti dan peran TNI sebuah organisasi yang sangat tertib, disiplin dan berjiwa patriot Pancasilais dalam sebuah negara yang sangat besar dan sangat heterogen ini.
Dengan tiga pilar utama itulah Indonesia mencapai kemerdekaan, mengawal kemerdekaan serta mengisi kemerdekaan.
Era Reformasi hingga Era Neokolonialisme sekarang ini telah meluluhlantakkan tiga pilar utama penopang kemerdekaan kita. Kekuatan Islam diacak-acak dan dihinakan, TNI disudutkan seolah lasykar tak berguna dan penjahat sejati dan kaum Nasionalis diejek seolah manusia kuno, picik yang tidak faham globalisasi.
Tiga pilar utama itu dimarginalkan lewat berbagai strategi dan taktik perusakan citra yang didukung media massa dan intelektual serta operasi intelijen yang dibiayai oleh NEKOLIM.
Oleh karena itu agar kemerdekaan dan harga diri bangsa dapat kita raih kembali, maka saatnya tiga pilar itu melakukan konsolidasi. Jangan mau diadu domba oleh NEKOLIM. Jayalah INDONESIAKU.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #tiga pilar kebangsaan #empat pilar #nasionalis