JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo menyerang tiga lembaga keuangan dunia, yakni International Monetery F, Bank Dunia dan Asian Development Bank(ADB). Karena lembaga itu ternyata menimbulkan masalah ketidakadilan tatanan ekonomi dunia.
Dalam sambutan pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60, Presiden Joko Widodo menegaskan saat ini hanya 20% negara yang bisa menikmati kekayaan. Selebihnya tidak menikmati kekayaan atau keseimbangan. "Ada 20 negara kaya. Sementara 1,2 miliar jiwa tidak berdaya dalam kemiskinan," tuturnya mengutip situs setkab.go.id
Negara-negara kaya, lanjut Presiden Joko Widodo, seakan punya posisi superior dalam menentukan perekonomian global. Karena itu perlu dilakukan reformasi arsitektur keuangan dunia, dengan menghilangkan dominasi kelompok negara atas negara lain.
Menurut Kepala Negara, reformasi keuangan global itu harus memberikan pengakuan dan ruang bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru. "Pandangan yang mengatakan persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan Bank Dunia, IMF, dan ADB adalah pandangan usang yang perlu dibuang,” tegas presiden lagi.
Presiden menegaskan pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan internasional itu. Negara-negara Asia Afrika wajib membangun sebuah tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru.
Menurut Presiden Jokowi, saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif, yang dijalankan secara adil dan bertanggungjawab. Dikatakan Presiden, Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang sedang bangkit siap memainkan peran global sebagai kekuatan bagi perdamaian dan kesejahteraan.
“Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan cita-cita mulia itu,” pungkasnya. (ec)