JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Usai solat Jumat berjamaah di kawasan Monumen Nasional (Monas), ribuan buruh berkumpul di depan Istana Kepresidenan menyampaikan sejumlah tuntutan. Aneh mereka tak menuntut Jokowi mundur.
Padahal, beberapa hari menjelang tanggal 1 Mei 2015 atau peringatan Hari Buruh Dunia, kalangan buruh bersuara garang. Mereka umumnya akan menuntut Presiden Jokowi mundur lantaran dinilai tidak berpihak pada nasib buruh.
Hanya saja saat berada beberapa langkah dari istana justru tak meneriakan hal itu. Mereka lebih memilih menolak upah murah dengan kenaikan upah minimum provinsi/kota (UMP/K) sebesar 32% dan menolak kenaikan upah lima (5) tahun sekali.
Selain itu juga mendesak pemerintah untuk mengubah standar kebutuhan hidup layak (KHL) menjadi 84 item dari 60 Item KHL. Mereka juga mendesak pemerintah untuk segera menghapus sistem kerja outsourcing khususnya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu mereka juga menolak kenaikan harga BBM, elpiji, tarif dasar listrik (TDL) sesuai harga pasar dan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Tak terkecualai mereka juga menyuarakan prinsip Akhiri Keserakahan Korporasi.
Ditemui di lapangan Monas, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nuwawea menyampaikan masih banyak tututan buruh yang belum dipenuhi. Namun tak sedikit yang sudah dilaksanakan.
"Ada empat unsur penting (tuntutan buruh-red) pendidikan, kesehatan, transportasi, perumnas. Perumnas sudah terpenuhi. Tinggal transportasi. Kalau rumah sewa sekarang mahal sekitar lima ratus ribu rupiah," ujar Andi Gani.
Ditemui di kawasan depan istana negara, Jakarta, Jumat (1/5/2015) putra mantan Menaker Nuwawea ini menambahkan kenaikkan gaji memang sebesar 20 persen. Namun akibat kenaikkan harga bahan pokok sehingga tak ada artinya.
Sementara itu, Andi menyampaikan untuk peringatan buruh hari ini memang lebih banyak dihadiri oleh para buruh dibanding tahun kemarin. Menurut keterangannya, total yang berkumpul di depan Istana Negara sekitar 191.000 buruh.
"Meskipun banyak tapi tidak ada kaca gedung pecah jadi May Day tidak perlu ada yang ditakuti. Itu jaminan yang saya sampaikan pada Kapolri. Kami siap bertanggung jawab kalau ada hal kisruh," tandasnya.(ris)