Nah ini dia success story dr bos Oyo Hotel.
Sebuah jaringan virtual hotel dari India yang meledak perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir, bahkan jaringannya sudah masuk ke Indonesia.
Namanya Ritest Agrawal, anak muda berumur 26 tahun. Seorang disruptor tangguh bagi dunia marketing perhotelan konvensional.
Dia memulai Jaringan virtual hotel OYO pada umur 20 tahun pada sebuah hotel di sebuah kota kecil Rayagada di India, dan sekarang pada umur 26 tahun jaringan Oyo Hotel sudah mencapai 43.000 hotel diseluruh dunia. Dia tidak punya hotel, tapi dia menawarkan jasa untuk memasarkan kamar hotel lewat jaring virtualnya dengan hotel yang bersedia bekerjasama dengan jaringan Oyo Hotel.
Satu contoh, bagaimana bisnis digital begitu variatif dan sangat pesat perkembangannya dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini. Perkembangan industri 4G sangat cepat dan begitu banyak menyimpan harapan dan peluang. Kita jangan hanya jadi market bagi perusahaan virtual dunia, namun kita harus mampu menciptakan startup startup baru Indonesia yang berkualitas.
Kita di Indonesia sudah punya Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, OVO dan JD.id yang masuk kategori unicorn atau bervaluasi lebih dari 1 Milyar dollar AS (14,5 Trilyun).
Pandemi Covid 19 dalam waktu singkat telah berhasil memaksa warga dunia dan termasuk juga warga Indonesia serta pemerintah Indonesia untuk beradaptasi dan merubah pola hidup dan pola bekerja dengan menempatkan protokol kesehatan sebagai hal utama. Untuk pertama kali dalam sejarah manusia modern, kasus kesehatan merubah tatanan ekonomi dan tatanan sosial secara rigid dan radikal dalam tempo sesingkat ini.
Semua terlihat upnormal pada awalnya, namun akan segera menjadi New Normal, kita hanya butuh waktu sedikit aja utk melakukan penyesuaian. Dalam hampir 3 bulan ini di Indonesia, semua pihak serentak lakukan physical distancing, social distancing, work from home, gunakan masker ketika keluar rumah, hand sanitizer mulai dikantongi, himbauan untuk sering cuci tangan, sering lakukan penyemprotan disenfektan. Gerakan ini masif dilakukan se Indonesia dengan segala pro dan kontranya, suka tidak suka harus dijalankan! Inilah New Normal kita.
Saya menghimbau pada para pelaku UMKM sebagai penyerap hampir 90% tenaga kerja domestik dan sebagai penyumbang 60% GDP Indonesia, untuk dapat melihat peluang pada new normal ini.
Karena perilaku manusia dan situasi sosial ekonomi global sudah berubah drastis akibat problem pandemi Covid 19 ini.
Mulailah modifikasi usaha anda, perubahan pada usaha itu penting untuk adaptif pada perubahan faktor ekternal pada situasi new normal saat ini.
Memberikan solusi bagi masalah yang ada di sekeliling kita dengan sentuhan tehnologi internet/digital adalah model bisnis yang harus dikembangkan
Bisnis pada ekonomi digital (e-commerce) dengan segala variannya punya peluang yang tidak terbatas. Bagi para pemula (startup) yang dibutuhkan adalah ide atas penyelesaian suatu masalah, eksekusi ide pada sebuah platform digital, memberikan manfaat kepada masyarakat lewat platform tersebut dan selalu ada kemauan untuk mengembangkan apa yang sudah ada.
Contoh sederhananya begini, ketika warga Jakarta ingin bepergian tapi jalanan macet maka Gojek menawarkan jasa antar dengan harga terjangkau, cepat serta nyaman dan aman, cukup pesan lewat aplikasi.
Ketika banyak warga Jakarta ingin belanja makanan di caffe atau restoran, tapi malas antri dan malas keluar rumah atau kantor, maka Gojek menambahkan jenis layanannya dengan aplikasi Gofood yaitu layanan antar makan, cukup pesan lewat aplikasi makan pesanan akan segera diantar ketempat pemesan.
Dengan terus memberikan manfaat pada masyarakat dan terus berkembang untuk memberikan lebih banyak kontribusi atas pemecahan masalah, Gojek hanya dalam 9 tahun telah berkembang dari startup kecil menjadi perusahaan startup Decacorn pertama di Indonesia dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS (145 Trilyun).
Inspirasi pada dunia bisnis yang saya berikan bukan hal yang muluk muluk, di India sebagai negara berkembang di kota kecil Rayagada seorang Ritest Agrawal yang tidak sekolah tinggi memulai bisnis Oyo Hotel pada umur 20 tahun.
Di Indonesia Nadiem Makarim memulai Gojek pada tahun 2010 di saat dia berumur 26 tahun dengan kondisi dari nol.
William Tanuwijaya yang semasa kuliahnya seorang penunggu warnet mendirikan Tokopedia pada tahun 2009 ketika dia berumur 28 tahun, juga memulai usahanya dari nol.
Mereka mereka ini adalah contoh success story anak anak muda yang memulai usahanya dari nol, karena mereka bukan siapa siapa, modal mereka adalah memberikan solusi atas masalah pada masyarakat lewat platform ekonomi digital yang mereka kembangkan, dan yang paling utama adalah mereka sangat fokus dan bekerja keras untuk mewujudkan karyanya dengan segala inovasi dan kreatifitas yang mampu mereka berikan.
Masyarakat Indonesia khususnya anak muda tidak asing pada gadget smart phone, terbiasa menggunakan Whatsapp, biasa berselancar di dunia maya internet, dan hampir semuanya paham dengan Google, Youtube, Alibaba, Instagram, Facebook, twitter, Amazon, Gojek, Bukalapak, Traveloka dan sebagainya.
Indonesia adalah suatu pasar besar bagi bisnis ekonomi digital yang tanpa batas, lintas bangsa dan negara.
Hanya saja, jangan biarkan kita semata mata jadi pasar bagi pelaku ekonomi digital luar negeri.
Saat nya pelaku UMKM kita naik kelas, lakukan sentuhan perubahan, lirik potensi pada ekonomi digital. Lihat dan identifikasi apa yang menjadi masalah pada masyarakat disekeliling anda karena itu adalah potensi bisnis, itu adalah duit ketika anda mampu memberikan solusi kemudahan bagi mereka.
Sumber daya manusia kita terutama anak anak muda, banyak sekali yang pintar pintar dan melek tehnologi informatika (IT). Mereka banyak bekerja pada perusahaan IT internasional, namun ada juga yang salah asuhan jadi hacker (perentas).
Bahkan hacker hacker Indonesia salah satu kelompok hacker yang ditakuti didunia, kerap kali mereka melakukan kegiatan yang dianggap melanggar peraturan dan merugikan pada negara lain, terkadang kegiatan itu dilakukan untuk pride bangsa Indonesia, terkadang dilakukan utk keuntungan pribadi.
Namun saya menaruh respek pada kelompok ini, dont mess with them.
Persoalan pengembangan platform ekonomi digital untuk berbagai kebutuhan aplikasi UMKM sudah banyak tersedia prototipe nya di dunia maya. Casing platformnya banyak model, tinggal disetting sesuai kebutuhan.
Para pelaku UMKM perlu tingkatkan skill nya dibidang itu atau mendapat dukungan dari pihak yang sudah berpengalaman.
Bagi pelaku UMKM yang ingin go nasional atau cepat masuk kedalam dunia e-commerce dapat juga bergabung dengan menjadi vendor pada platform e-commerce yang udah besar, misalkan memasarkan produk kerajinannya pada platform Bukalapak atau mungkin Blibli dan sebagainya.
Maka kedepannya jenis jenis pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku UMKM, harus mulai masuk pada materi pengembangan platform ekonomi digital dan penerapan protokol kesehatan pada produk UMKM mereka.
Kita tidak bisa berharap pelaku UMKM semuanya mampu untuk autodidak mengembangkan usahanya.
Sebagian besar masih harus didukung oleh pemerintah.
New normal pada kehidupan sosial saat ini akan mempengaruhi secara langsung model New Normal dunia usaha UMKM.
Pelaku UMKM Indonesia harus naik kelas!
Dagang pisang goreng online?
Kenapa tidak??!!
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #corona #bambang-patijaya #covid-19 #babel