JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar politik senior Muhammad AS Hikam beberapa waktu lalu mengungkap adanya politik 'gentong babi' di parlemen. Politik gentong babi ini diketahui setelah ada anggaran aspirasi.
Hikam menjelaskan, politik ‘gentong babi’ ini sejatinya adalah upaya parpol atau angota DPR untuk bisa mempertahankan posisi mereka di parlemen melalui politik uang yang dilegalkan melalui undang-undang. Caranya bervariasi.
"Namun yang paling mudah dengan mengalokasikan anggaran-anggaran untuk membiayai para anggota parlemen agar mereka bisa menyumbang ke dapil konstituen mereka melalui berbagai kegiatan, proyek-proyek, dan program-program khusus," kata AS Hikam beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan praktik politik di AS, dimana kondisi demikian menjadi salah satu kritik bagi anggota konggres karena melauli ‘gentong babi’. Melalui praktik itu mereka benar-benar bisa bertahan menjadi petahana karena berhasil membawa pulang kue bagi negara bagian dan konstituen. Ini menjelaskan mengapa prosentase incumbency dalam konggres lebih dari 80 persen.
"Rupanya sebagian politisi DPR RI terpikat dengan praktik ‘gentong babi’ ini dan mencoba mengimpornya ke Indonesia." (iy)