JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gaya marah-marah model Menteri Sosial Tri Rismaharini mengundang banyak kritik. Para pengkritik menyatakan bahwa gaya Risma ini tidak bijaksana karena marah-marah di depan umum.
Pengamat Politik Hendri Satrio angkat bicara terkait viralnya video yang menampilkan kemaran Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada petugas PKH.
Hendri Satrio menyebut model komunikasi politik yang dipertontonkan Risma dengan ekspresi marah-marah itu merupakan politik drama.
"Bahwa model komunikasi politik dari Risma adalah politik drama," ungkap peneliti KedaiKOPI itu.
"Model seperti ini akan menarik pada awal-awal kemunculan tapi lama kelamaan yang lihat bingung dan mempertanyakan efektivitas," tuturnya.
Diketahui dalam sebuah video singkat yang viral di media sosial menayangkan aksi marah-marah Risma kepada petugas pendamping bansos Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Gorontalo.
"Jadi bukan kita coret ya! Tak tembak kamu ya, tak tembak kamu!" ujar Risma dalam video tersebut.
Anggota DPR RI Fadli Zon ikut mengomentari viralnya video Risma.
Komentar itu disampaikan Fadli Zon di media sosial Twitter miliknya, Minggu, 3 Oktober 2021.
Fadli menyebut ekspresi marah yang dipertontonkan Risma adalah kekerasan verbal yang telah melampaui batas.
Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra itu mengatakan kemarahan yang ditunjukan Risma itu tak akan menyelesaikan masalah.
"Perilaku marah-marah di depan publik dg kekerasan verbal ini sdh melampaui batas, juga tak selesaikan masalah," cuit Fadli Zon.
Politisi Gerindra itu menyarankan agar Mensos Risma melakukan terapi manajemen kemarahan.
"Sebaiknya segera kut terapi "anger management" (manajemen kemarahan)," tuturnya.
Pendakwah Hilmi Firdausi mengingatkan pejabat pemerintah bahwa marah-marah dan memaki bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Hilmi Firdausi menyarankan agar para pejabat menegur bawahannya dengan baik-baik.
"Dear pejabat negeri, marah & memaki bknlah solusi. Tegur sj baik2, klo bandel tgl dipecat," kata Hilmi Firdausi seperti dikutip Pikiranrayat-Depok.com dari akun Twitter @Hilmi28 pada Selasa, 5 Oktober 2021.
Hal itu disampaikan lantaran Hilmi Firdausi berharap agar sikap marah-marah tidak menjadi budaya para pejabat nantinya. **