JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Memang tak mudah hidup menjadi petani di Indonesia.Karena nasib petani kita sampai hari ini kehidupannya di desa semakin memprihatinkan dan termarginalkan.
Lihat saja itu..,
Tanah petani yang sepetak luasnya untuk bercocok tanam dirampas oleh cukong-cukong korporasi;
Bibit untuk menanam susah didapat;_
Pupuk untuk menyuburkan lahan keberadaannya langka;
Obat tanaman dan pestisida pembunuh hama mahal harganya;
Sarana untuk produksi pertanian (SAPROTAN) pun sudah usang dan rusak;
Upah buruh tani bekerja juga murah;
Ketika musim panen tiba hasil panennya pun sulit untuk dipasarkan;
Akses permodalan untuk bertani juga sulit didapat sehingga banyak petani yang ijon;
Irigasi atau sistem pengairan yang kerap bermasalah;
Belum lagi jika tiba bencana banjir dan kekeringan, maka sudah bisa dipastikan bencana tersebut akan merugikan petani; dan Alih fungsi lahan pertanian yang luas menjadi kawasan perumahan dan kawasan industri.
Ironisnya regulasi pemerintah terutama di daerah guna mendukung dan mendorong kemajuan di sektor pertanian pun juga masih jauh dari harapan, karena hampir rata-rata alokasi anggaran pemerintah untuk sektor pertanian juga kecil.
Memang butuh pengorbanan yang besar, untuk memperjuangkan dan mengadvokasi nasib petani demi meningkatkan taraf kehidupannya sebagai kaum marhaen di Indonesia.
Terkadang slogan atau jargon yang dijanjikan oleh para elit-elit politik di negeri ini untuk memajukan sektor pertanian dan meningkatkan taraf hidup petani, ibarat seperti angin sorga yang begitu menyenangkan hati petani, namun pada kenyataannya semua itu hanyalah "Lips Service" belaka, yang belum tentu terealisasi kebenarannya di lapangan.
Oleh karena itu, dengan semangat momentum peringatan Hari Tani Nasional pada tanggal 24 September 2021 ini, sudah sewajarnya kita semua sebagai warga masyarakat dan warga bangsa di Tanah Air Indonesia, saatnya untuk lebih peduli dan memberikan kontribusi nyata terhadap nasib petani dan masadepan pertanian di Indonesia.
Terakhir, dengan mengambil intisari pemikiran dan gagasan yang dikemukakan oleh Begawan Ekonomi DR. Rizal Ramli dan Kawan-kawan dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi, yang "concren" terhadap keadilan ekonomi (pro economic justice), pro kesejahteraan sosial (pro walfare social) dan berpihak kepada lingkungan (pro enviroment).
Tentunya hal tersebut merupakan suatu bentuk kepedulian dan langkah pergerakan yang nyata, demi membebaskan "Sang Oposan Utama" Rocky Gerung bersama ribuan warga masyarakat kecil lainnya yang notabene mereka itu adalah mayoritas petani dan warga pribumi (asli) di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor atas Ketidakadilan dan Kesewenang-wenangan PT Sentul City Tbk yang akan menggusur tanah mereka.
Sekali lagi kami mengucapkan Selamat Hari Tani Nasional, 24 September 2021
"INDONESIA BERDAULAT, PETANI MAKMUR..!!"
Salam Djuangz!