Opini
Oleh Antonius Benny Susetyo (Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP) pada hari Jumat, 23 Okt 2020 - 08:20:35 WIB
Bagikan Berita ini :

Hari Santri: Menjaga Kemajemukan dan Membangun Nilai Kemandirian Bangsa

tscom_news_photo_1603416016.jpeg
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo (Romo Benny). (Sumber foto : Istimewa)

Tanggal 22 oktober 2020 merupakan momen penting dan penuh dengan histori perjuangan karena bertepatan dengan Hari Santri Nasional. Disebut sebagai histori perjuangan tidak lepas dari sejarah perjuangan para santri melawan dan mengusir penjajah dengan lahirnya Resolusi Jihad yang difatwakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Peringatan hari santri sebagai wujud dari nilai-nilai perjuangan bangsa amat berperan dalam merebut kemerdekaan kita ini diwujudkan seruan jihad 10 November di Surabaya. Kiai Hasjim Asy’ri dan para pendiri NU mengeluarkan fatwa bahwa membela negara adalah bagian dari Jihad Fisabillah. Para santri ikut serta dalam perang 10 November di Surabaya untuk membela negara Indonesia. Banyak santri yang gugur dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini 10 November dikenang sebagai hari pahlawan.

Nilai-nilai dalam perwujudan cinta tanah air dan persaudaraan kebangsaan ini internalisasi dalam pendidikan pondok pesantren. Pondok pesantren mempunyai kontribusi yang nyata dalam pembangunan pendidikan. Karena pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan karakter masyarakat. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang khas dengan tri dharma pesantren. Pertama keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT; Kedua pengembangan keilmuan yang bermanfaat; dan ketiga pengabdian kepada masyarakat, agama, dan negara.

Dalam tradisi pondok pesantren selain mengaji dan mengkaji ilmu agama, para santri juga diajarkan untuk mengamalkan dan bertanggung jawab atas apa yang telah dipelajari. Selain itu untuk mebentuk sikap dan perilaku santri dalam pondok pesantren juga diajarkan nilai-nilai ketakwaan, kejujuran, keteladanan, kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, solidaritas, semangat kerjasama, dan kesabaran. Nilai-nilai tersebut secara tidak langsung merupakan pengamalan nilai Pancasila yang penting untuk membentuk karakter anak sebagai bekal untuk menghadapi permasalahan yang ada dimasyarakat dan di era globalisasi. Metode-metode pengajaran pada setiap pesantren memiliki ciri khas masing-masing untuk mencapai target pembentukan karakter para santri/peserta didik.

Oleh karena itu, dalam peringatan hari santri ini harus menjadi momentum bagi bangsa dan negara untuk membangkitkan kembali dan sebagai bentuk kontribusi bagi para santri agar mampu bersaing dalam era global. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi amat penting bagi pendidikan pondok pesantren saat ini. Pendidikan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ilmu terhadap semua siswa atau mereka yang membutuhkannya. Oleh karena itu, komunikasi dan informasi dalam jaringan juga dapat digunakan sebagai fasilitas yang harus disediakan dalam pondok pesantren di era globalisasi ini.

Saat ini, komunikasi daring sekaligus dapat digunakan untuk mempermudah tercapainya tujuan dari pendidikan karena dapat melakukan hal yang lebih mudah dan cepat. Dengan menguasai teknolgi komunikasi dan informasi para santri dapat mendapatkan pemahaman dan materi pendidikan yang luas bahkan dari seluruh penjuru dunia.

Kedepan, di harapan pemerintah memberi kontribusi peningkatan kualitas para santri untuk masuk dalam era digital. Ini tentunya baik dalam pemenuhan sarana maupun prasana yang memadai. Selain itu, kreativitas dan segala inovasi para santri saat ini sudah tidak diragukan lagi. banyaknya kisah sukses inovasi yang dilakukan oleh para santri dalam wirausaha hingga maraknya program pemerintah dalam mengembangkan potensi para santri di Indonesia adalah bentuk perkembangan yang mempunyai potensi besar.

Tentunya, jika komunikasi, informasi, dan segala aspek digitalisasi ini dikuasai oleh para santri diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan bangsa ini dalam menjaga kemajemukan bangsa dan membangun nilai kemandirian dalam wirausaha maupun dalam kualitas pendidikan yang lebih baik dengan potensi besar menggunakan kecanggihan di era digital.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #hari-santri-nasional  #antonius-benny-susetyo  #bpip  #pondok-pesantren  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Hashim Djojohadikusumo dan Masa Depan Pribumi di Indonesia

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Minggu, 13 Okt 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Hashim Djojohadikusumo (HDj) sebenarnya sangat ideologis dan memukau ketika berbicara di hadapan pengusaha properti beberapa hari lalu di Jakarta. Ideologis artinya dia ...
Opini

Simbol "Tali Gantung" Untuk Jokowi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Apapun narasinya apakah "Lengserkan Jokowi", "Tangkap Jokowi", "Adili Jokowi" atau lainnya simbol yang paling pas adalah "Tali ...