Berita
Oleh Rihad pada hari Kamis, 11 Feb 2021 - 06:04:05 WIB
Bagikan Berita ini :

KNKT: Ada Dua Kerusakan Pesawat Sriwijaya yang Ditunda Perbaikannya

tscom_news_photo_1612998245.jpg
Penemuan puing Sriwijaya (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap temuan awal perawatan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami kecelakaan dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021.

“Investigasi menemukan ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya atau ‘deferred maintenance item (DMI) sejak 25 Desember 2020,” kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (10/2).

Dia menjelaskan penundaan perbaikan adalah hal yang sesuai dengan ketentuan pemberangkatan (dispatch) penerbangan. Perbaikan yang ditunda wajib memenuhi panduan “minimum equipment list” (MEL).

“Pada 25 Desember 2020 ditemukan penunjuk kecepatan (Mach/Airspeed Indicator) di sisi sebelah kanan rusak. Perbaikan yang dilakukan belum berhasil dan dimasukkan ke dalam daftar penundaan kategori C sesuai dengan MEL,” katanya.

Untuk kategori C, lanjut dia, penundaan perbaikan boleh sampai dengan 10 hari. “Pada 4 Januari 2021, indikator diganti dan hasilnya bagus, sehingga DMI ditutup,” katanya.

Kemudian, lanjut Nurcahyo, pada 3 Januari 2021, pilot melaporkan autothrottle atau tuas pengatur tenaga mesin tidak berfungsi dan dilakukan perbaikan dengan sangat baik.

Pada 4 Januari 2021, autothrottle dilaporkan kembali tidak berfungsi, lantas perbaikan dilakukan namun belum berhasil sehingga dimasukkan dalam daftar penundaan perbaikan (DMI).

Selanjutnya, pada 5 Januari 2021 dilakukan perbaikan dengan hasil baik dan DMI ditutup. “Tidak ditemukan catatan adanya DMI di buku catatan perawatan atau ‘aircraft maintenance log’ sampai dengan tanggal 9 Januari 2021,” katanya.

KNKT menemukan adanya anomali dalam sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

“Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini yang rusak, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda. Dua-duanya mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet,” kata Nurcahyo Utomo.

Autothrottle merupakan sistem yang digunakan untuk mengubah pengaturan kekuatan mesin pesawat.

Nurcahyo menyebutkan terdapat 13 komponen lain yang terhubung dengan gerakan autothrottle itu.

“Mengapa anomali ini muncul, kita mesti lihat ada 13 komponen yang terkait dengan gerakan autothrottle ini. Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum menentukan. Beberapa komponen yang sudah kita kirim, tapi belum bisa menjawab masalahnya apa,” ujarnya.

Saat ini KNKT sudah mengirimkan sejumlah komponen ke pabrikan pesawat, termasuk “ground proximity warning system” (GPWS) yang berhasil ditemukan.

Selain itu juga melakukan investigasi lebih lanjut terhadap autothrottle serta komponen terkait yang terpasang di pesawat beserta perawatannya.

Kronologi Kejadian

Menurut kronologi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, pada pukul 14.39.47 ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59

“Itu ada komunikasi terakhr dengan SJ 182,” katanya.

Pada pukul 14.40 WIB, kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.

“Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau ‘disengage’ ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau ‘pitch up’ dan pesawat miring ke kiri atau ‘roll’. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap,” ujar Nurcahyo.

Pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down).

“Apakah autothrottle menyebabkan roll dan pitch, logikanya, mesin mati satu, pesawat masih bisa terbang,” ujarnya.

Untuk itu, Ia mengatakan KNKT perlu mendalami investigasi lebih lanjut agar mengetahui penyebab adanya anomali sistem autothrottle serta penyebab pesawat berbelok ke kiri.

“Kenapa pesawat berbelok ke kiri, mudah-mudahan CVR (Cocpit Voice Recorder) ditemukan, sehingga kita bisa mengetahui komunikasi antarpilot dan mendapatkan jawaban, sementara FDR mencatat adanya anomali autothrottle,” ujarnya.

tag: #sriwijaya-air  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement