Zoom
Oleh Rihad pada hari Selasa, 29 Jun 2021 - 09:01:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Mahasiswa Dua Universitas Ternama Kritik Jokowi, Ada Apa?

tscom_news_photo_1624932076.jpg
Presiden Joko Widodo (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Mahasiswa dari dua universitas ternama, Univer Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengkritik Jokowi. Padahal banyak mantan alumni kedua universitas tersebut menjadi pejabat di bawah pemerintahan Jokowi. Ada apa?

Bahkan Aliansi Mahasiswa UGM turut mengkritik Presiden Joko Widodo. Bukan rahasia, Jokowi adalah lulusan UGM dan banyak merekrut alumni UGM menjadi pejabat dan pendukungnya.

Kritik muncul melalui akun Twitter @UGMBergerak. Sebuah poster yang diunggah di Twitter, Aliansi Mahasiswa UGM mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi karena telah menjadi juara umum lomba ketidaksesuaian omongan dengan kenyataan.

Dalam poster itu ditampilkan sejumlah berita yang memuat judul pernyataan Jokowi. Di antaranya statement Jokowi soal masyarakat harus aktif sampaikan kritik.

Ketua BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Farhan mengatakan bahwa apa yang disampaikan Aliansi Mahasiswa UGM adalah keresahan yang dirasakan mahasiswa. Cuitan itu juga turut mewakili sikap BEM UGM.

"Iya (mewakili sikap BEM UGM), namun (aliansi) mengatasnamakan individu-individu yang ada. Anggota BEM adalah bagian juga dari Aliansi Mahasiswa UGM," kata Farhan, Senin (28/6).

BEM UGM, kata Farhan, mendukung apa yang disuarakan oleh Aliansi Mahasiswa UGM karena sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

"Secara tegas kami akan sampaikan bahwa apa yang dikeluarkan oleh akun twitter Aliansi Mahasiswa UGM merupakan fakta-fakta yang jelas dan mewakili keresahan mahasiswa," katanya.

Farhan pun berpesan, jika memang tidak siap dikritik maka tak perlu mengumbar janji. Kalau perlu sebaiknya merevisi apa yang sudah disampaikan. "Jika memang tidak bisa mengakomodir kritik terutama dari mahasiswa, sebaiknya tidak perlu mengumbar janji dan sebaiknya merevisi apa yang sudah disampaikan kepada publik," ujarnya.

Sebelumnya, BEM UGM menyindir Presiden Jokowi. Sindiran itu dilayangkan tujuh hari lalu atau ketika Jokowi berulang tahun yang ke-60 pada 21 Juni.

BEM UGM menyindir Jokowi dalam sebuah postingan di akun Instagram mereka yakni bemkm_ugm. Mereka menyebut Jokowi sebagai presiden orde "paling" baru.

Berikut pesan dari BEM UGM untuk Jokowi:

Dari: Rakyat

Untuk: Pak Presiden

1. Semoga masih ingat dengan Janji Kampanye 2019 lalu :) (Penyelesaian Kasus HAM Berat masa lalu)

2. Semoga Semakin Dewasa dalam menanggapi Kritik dan masukan dari Rakyat! (UU ITE dan RKUHP dikondisikan nggih Pak)

3. Semoga produk hukumnya berpihak (kembali) kepada rakyat! (UU Cipta Kerja dan UU Pelemahan Demokrasi Lainya mohon segera dicabut pak)

4. Semoga Ekonomi Indonesia segera pulih! (Sembako jangan dipajekin pak, susahh makannya nanti hehe)

5. Dan Terakhir, semoga Indonesia semakin Berjaya! (Negaranya yaa pak yang berjaya, jangan kroni-kroninya)

Ketua BEM UGM Muhammad Farhan memberikan penjelasan terhadap postingan itu. Ia mengatakan hari ulang tahun lekat dengan harapan baru. "Ulang tahun identik dengan harapan dan masa atau lembaran baru dari kehidupan," kata Farhan, Senin (28/6).

Farhan meminta Jokowi agar tidak membuat kebijakan yang kontra dengan harapan masyarakat. BEM UGM juga meminta eks Wali Kota Solo itu menjunjung tinggi demokrasi.

"Harapannya dari sindiran itu bisa mengingatkan Jokowi akan kebijakan-kebijakan yang kontra dengan kehendak masyarakat dan tidak pro demokrasi," tutup Farhan.

Kritik Mahasiswa UI

Selain UGM, BEM UI juga menyindir Jokowi. Mereka Jokowi sebagai king of lip service. Buntutnya, rektorat UI bereaksi dan meminta penjelasan dari BEM UI.

Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengatakan, kritikan yang mereka sampaikan karena banyak pernyataan Jokowi yang dianggap tidak sesuai. Ia juga membantah bahwa kritik itu adalah upaya untuk menjatuhkan pemerintah.

Atas kritikan itu, pengurus BEM UI dipanggil petinggi UI. Pemanggilan tersebut dinilai sebagai usaha untuk mengekang kebebasan berpendapat.

Dukungan

Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, memberikan dukungan terhadap BEM UI yang tengah menghadapi masalah lantaran melayangkan kritik kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Faisal meminta agar BEM UI tak gentar.

"Leon (Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra), dkk (dan kawan-kawan) jangan gentar. Kalian pantas muak dengan keadaan negeri. Tahu kan mengapa rektor takut dengan sikap kalian," ujar Faisal Basri melalui akun Twitter resminya, @FaisalBasri, Ahad, 27 Juni 2021.

Menurut Faisal, sebelum melontarkan kritik, BEM UI dibekali dengan riset-riset ilmiah. BEM, kata dia, memiliki departemen kajian strategis.

Budaya kritik dengan data ilmiah pun berlangsung dari dulu sampai sekarang. Adapun departemen kajian strategis tak hanya berfokus di fakultas, melainkan lintas ilmu.

"Mereka punya departemen kajian strategis. Di level fakultas juga ada. Hebatnya lagi, di level universitas, pendekatannya lintas ilmu, lintas fakultas," tutur Faisal.

Faisal menduga masalah yang dialami BEM UI dengan kampusnya setelah melayangkan kritik untuk Jokowi terjadi lantaran para dosen khawatir akan dipersulit menjadi guru besar. "Para dosen ketakutan karena kalau kritis dipersulit jadi guru besar," tutur Faisal.

Selain itu, Setara Institute menilai kritik BEM UI terhadap Jokowi lewat meme satire adalah bagian dari kebebasan warga negara dalam mengeluarkan pendapat, kemerdekaan pikiran, dan hati nurani. Hak yang dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) dan Pasal 28I ayat (1) UUD 1945.

Terlebih, peran mahasiswa selama ini memang sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan penjaga moral. Mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk melakukan kritik terhadap pemerintah.

”Dengan demikian, kampus seharusnya memfasilitasi hak Konstitusional tersebut dengan menjamin kebebasan akademik para mahasiswanya,” ujar Direktur Eksekutif SETARA Institute Ismail Hasani, Senin (28/6/2021).

tag: #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...