JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Warga desa di kawasan lereng Pegunungan Muria baik di wilayah Kabupaten Jepara maupun Kudus mendapat perhatian khusus anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid.
Warga dibantu mobil ambulans untuk menunjang berbagai pelayanan kesehatan di kawasan perbukitan yang jauh dari pusat pemerintahan dua kabupaten bertetangga itu.
Serah terima bantuan mobil ambulans digelar di Joglo Aspirasi Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara, Minggu (1/7). Untuk warga Lereng yang masuk wilayah Jepara, bantuan diterima Dwi Ganoto, Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji.
Sedang warga Lereng Muria wilayah Kudus, bantuan diserahkan kepada Annur Musthofa yang merupakan Kepala Desa Tergo, Kecamatan Dawe. Selain itu juga turut diserahkan dua mobil ambulans yang diterima oleh Kepala Desa Pecangaan Kulon Abdurrahman, dan Direktur RS Aisyiyah Kudus dr Hilal Ariadi.
Abdul Wachid yang juga Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah itu juga mengatakan selama ini kerap mendapat laporan jika layanan kesehatan bahkan hingga urusan kematian warga desa di kawasan Lereng Muria sering terkendala lantaran tidak adanya mobil ambulans.
Selain jarak tempuh yang jauh, juga karena medan yang terjal. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang merupakan mitra kerja Komisi VIII agar persoalan yang dihadapi warga bisa diselesaikan.
"Semisal saja kalau ada ibu hamil tua dan diantar pakai sepeda motor atau bak terbuka bisa jadi malah melahirkan di jalan karena aksesnya memang sulit, makanya kita bantu ambulans ini," kata wakil rakyat asal Jepara ini, Minggu (1/7/2021).
Akhir Juni 2021, Abdul Wachid sudah membantu lima unit ambulans untuk warga sejumlah desa di Jepara, Kudus dan Demak dengan kendala serupa. Praktis jika dihitung selama 2021 ini, sudah ada sembilan ambulans yang diserahkan kepada warga.
Abdul Wachid berpesan kepada penerima, agar pemanfaatan ambulans itu lebih mengedepankan kepentingan sosial. Pihaknya berharap warga yang sedang ditimpa kesusahan tidak dibebani biaya seiring penggunaan ambulans.
"Ambulans juga harus siap 24 jam dan gratis. Kasihan jika ada orang mau berobat, ternyata takdirnya meninggal dunia, malah diminta uang operasional. Empati dan simpati yang harus kita utamakan," jelasnya didampingi Korwil Jepara, Demak, Kudus DPD Gerindra Jateng Ari Wachid.
Kepala Desa Tanjung, Dwi Ganoto mengatakan sangat terbantu dengan kehadiran mobil ambulans tersebut. Selama ini, pelayanan kesehatan warga desanya terlebih yang tinggal di Dukuh Gantungan, Salak dan Jabung menggunakan mobil bak terbuka milik warga. Padahal spesifikasi sarana transportasi itu tak sesuai jika digunakan untuk orang sakit atau ibu mau melahirkan.
"Kami sangat terbantu. Karena jarak Dukuh Salak dengan Puskesmas Pakisaji sekitar 11 kilometer. Kalau harus dirujuk ke rumah sakit di pusat kota Jepara jaraknya bisa puluhan kilometer padahal akses jalannya belum semuanya mulus," ucapnya.
Kepala Desa Tergo Annur Musthofa juga mengapresiasi bantuan ambulans yang diserahkan Abdul Wachid. Selama ini, warga desa pinjam mobil milik ormas keagamaan di desa lain untuk mengantar orang sakit, ini hamil bahkan yang terkait kematian. Rencananya, selain digunakan untuk melayani warga Tergo, mobil ambulans itu juga bisa dimanfaatkan warga desa tetangga.
"Untuk dana operasional kita akan anggarkan dalam APBDesa. Jadi gratis dan tidak membebani warga," tuturnya.
Direktur RSA Kudus dr Hilal Ariadi mengatakan mobil ambulans sangat berarti, terlebih saat pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akhirnya. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, maka sarana yang digunakan untuk mengangkut pasien yang terkonfirmasi positif dan negatif Covid-19 juga harus dibedakan.
"Kudus sempat menjadi episentrum Covid-19, terlebih untuk varian Delta asal India. Kita tidak tahu kapan pandemi berakhir makanya ambulans ini juga turut berkontribusi dalam penanganan Covid-19," tandas Hilal.