Profil
Oleh Emka Abdullah pada hari Sabtu, 27 Jun 2015 - 10:40:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Kurangi Kegiatan Politik, Mantan Ketua DPR Ini Kini Sibuk Bisnis

89unnamed.jpg
Marzuki Alie (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie mengurangi kegiatan politik pasca pemilu legislatif 2014.

Selain tidak lagi di DPR, tokoh asal Palembang, Sumatera Selatan ini juga tak disibukkan di Partai Demokrat.

Sabtu (27/6/2015) pagi, Marzuki dan istri baru saja tiba di Palembang. Di kampung halamannya, Marzuki akan mengadakan buka puasa bersama dengan anak-anak yatim di pesantren miliknya.

"Saya memang mengelola pesantren, selain lembaga pendidikan umum dari TK sampai perguruan tinggi," ujar Marzuki kepada TeropongSenayan, Sabtu (27/6/2015).

Marzuki mengelola lembaga pendidikan bernama Indo Global Mandiri di Palembang. Lembaga itu menyelenggarakan pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi tingkat srata 2.

"Itu ladang amal sosial saya sejak sebelum menjadi anggota DPR," papar Marzuki.

Di bidang bisnis, ia juga disibukkan oleh beberapa usahanya. Yang sedang dia rintis adalah membangun kawasan industri di Banyuwangi, Jawa Timur. Aktivitasnya di bisnis membuatnya merasa kembali seperti saat sebelum menjadi anggota DPR.

"Saat menjadi anggota DPR dan Ketua DPR, banyak bisnis yang saya tinggalkan," pungkas Marzuki.(yn)

tag: #ketua DPR  #dpr  #Marzuki Alie  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Perjuangan Tan Malaka: Dari Soviet, Vietnam, hingga Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Rabu, 05 Feb 2025
Tan Malaka adalah sosok revolusioner yang tidak hanya bergerak di medan perang fisik, tetapi juga di ranah pemikiran dan strategi politik. Setelah bertahun-tahun berkelana di luar negeri, termasuk di ...
Profil

Otto Iskandar di Nata: Perjuangan Si Jalak Harupat dalam Menegakkan Keadilan

Bandung, 1920-an—Langit mendung menggelayut di atas perkampungan petani di Pekalongan. Di sebuah balai desa yang sederhana, puluhan petani berkumpul dengan wajah penuh kecemasan. Mereka bukan ...