Oleh Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas pada hari Senin, 10 Jun 2024 - 19:56:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Telkom Sang Gladiator Tanpa Perisai Tengah Menunggu Ajal

tscom_news_photo_1718024192.jpg
Fernando Emas Pengamat Politik (Sumber foto : Istimewa)

Perusahaan teknologi informasi milik kebanggaan rakyat Indonesia yakni PT. Telkom (Persero) kini tengah dalam fase mengkhawatirkan. Pasalnya, perusahaan plat merah tersebut eksistensinya tengah dipertaruhkan pasca hadirnya perusahaan raksasa telekomunikasi dunia milik Elon Musk yakni Starlink. Nasib Telkom kini ada di atas meja kekuasaan.

Ibarat kata, Telkom bagaikan Gladiator tanpa perisai yang "diseret " dan "dipaksa" masuk Koloseum untuk kemudian bertanding dengan raksasa yang diperlengkapi dengan "persenjataan lengkap".

Koloseum adalah sebuah bangunan megah peninggalan zaman Romawi kuno tepatnya dibangun di era kaisar Nero. Bangunan ini diperuntukkan untuk arena pertunjukan pertarungan atau tepatnya, bangunan itu didesign sebagai tempat hiburan para Kaisar untuk melihat pembantaian khususnya semasa Kaisar Titus dan puncaknya di era Kaisar Commodus.

Pertarungan Dimulai

Sejak dua tahun lalu, raksasa teknologi informasi yakni Starlink sudah masuk ke Indonesia menggandeng atau kerjasama dengan anak usaha Telkom yakni Telkomsat (sebatas urusan enterprise dan backhaul). Tak terbersit sedikitpun oleh Telkom bahwa Starlink bakal masuk Koloseum atau arena pertandingan. Mungkin hanya sebatas penonton. Namun, anggapan tersebut meleset.

Faktanya, tahun ini Starlink atau sang Gladiator raksasa kalau boleh kita pinjam istilah itu menyatakan siap ikut bertarung dengan para Gladiator yang sudah ada sebelumnya (ISP swasta termasuk ISP plat merah yakni Telkom di dalamnya). Sontak, kesiapan mereka masuk Koloseum mengagetkan Gladiator-gladiator mungil (ISP lokal).

Betapa tidak, Koloseum tempat Gladiator-gladiator mungil berkompetisi itu selama ini dipagari (kebijakan) penguasa yang mana arena atau Koloseum hanya tempat private yang boleh diperuntukkan bagi ISP-ISP lokal.

Entah angin apa yang masuk dan membuat pagar (kebijakan) itu tetiba mulai roboh ketika penguasa mempersilakan bahkan memberikan golden ticket kepada Gladiator raksasa bernama Starlink untuk juga ikut berkompetisi dalam Koloseum. Tanpa penjelasan dan aturan, Koloseum kini berubah jadi arena pertarungan bebas. Dan penguasa pun senang.

Bisa dipastikan, para Gladiator mungil itu dengan masuknya Gladiator raksasa bernama Starlink ke dalam Koloseum bakal menunggu giliran meregang nyawa dihadapan penguasa bahkan penonton (rakyat).

Mengapa begitu? Ya, para Gladiator mungil itu sama sekali tidak diperlengkapi dengan "persenjataan" yang memadai. Tanpa perisai, tanpa pedang (dibentengi aturan kebijakan). Telkom dan ISP lokal lainnya tengah masuk antrean untuk menunggu dicabut ajalnya.

Konon katanya, Kaisar Commodus senang menyampaikan pesan kepada lawan-lawan politiknya dalam simbol-simbol berbau kekerasan (penggal kepala burung unta sebagai sinyal kepada para politisi tua).

Apakah para elit politisi di negeri ini juga serupa dengan kebiasaan Commodus yang justru melecehkan dirinya sendiri dengan ikut bertarung dalam arena Koloseum melawan Gladiator? Untuk siapa "sinyal Commodus" yang dikirim para elit kita ini sebenarnya ditujukan? Hanya Tuhan, elite berjiwa Commodus dan Starlink lah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi, kita hanyalah penonton yang hanya berperan memberikan sorakan dan tepuk tangan!

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
Dompetdhuafa X TS : Qurban
advertisement
Lainnya
Opini

Kontrol Publik "Dilemahkan", Memuluskan Jalannya Politik Dinasti dan Pilkada Suram

Oleh Agusto Sulistio - Mantan Kepala Aksi & Advokasi PIJAR
pada hari Sabtu, 22 Jun 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Usai pemilihan presiden (pilpres) 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden ...
Opini

Bukannya Ciptakan Lapangan Kerja Baru, Investasi STARLINK Berpotensi Ciptakan Pengangguran

Indonesia terus digempur oleh asing lewat produk unggulan berbasis teknologi. Salah satunya, STARLINK. Sebuah produk layanan internet berkelas dunia difasilitasi satelit. Berkecepatan tinggi dan ...