JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Prostitusi menjadi masalah yang membelit Ibu Kota Jakarta. Di Jakarta Timur misalnya, pantauan TeropongSenayan, penjaja seks komersial (PSK) menjajakan diri di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur, di bawah fly over Jatinegara hingga depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang.
Setiap malam, puluhan PSK menjajakan dirinya di tempat terbuka. Diantara mereka ada juga yang bersembunyi di balik tembok-tembok pagar pembatas rel kereta api sembari menunggu pelanggannya.
Biasanya, mereka mulai menjajakan diri pada pukul 20.00 WIB. Rentang usia mereka juga variatif, ada yang remaja dan ada juga perempuan setengah baya.
Bahkan, PSK itu juga bisa dijumpai pada siang hari. Namun, itu hanya berlaku bagi para pelanggan yang sudah sama-sama kenal. Sehingga pelanggan baru bisa dipastikan tak akan dilayani.
"Kalau orang yang gak biasa lewat atau orang yang bukan pelanggan gak akan tahu, gak akan mengenali PSK itu," kata Rizky Anindito,31, warga yang biasa mangkal di lokasi, saat berbincang dengan TeropongSenayan.
Menurut Rizky, PSK yang biasa menjajakan diri pada siang hari tidak menawarkan diri secara terbuka kepada calon pelanggan. Mereka punya trik dan kode tersendiri.
"Mereka itu tidak blak-blakan. Mereka hanya nunggu di pinggir jalan layaknya orang nunggu angkot. Nanti para pelanggannya yang nyamperin dia. Ini trik untuk mengelabui petugas," katanya.
Tarif PSK ini rata-rata Rp250 ribu. Itu sudah termasuk kamar. Di belakang stasiun Jatinegara itu ada wisma, "sewanya Rp100 ribu. Tempat itu juga tidak pernah disentuh sama petugas," ujarnya.(ss)