Ada yang menarik dari Syamsi Ali, dai asal Bulukumba Sulawesi-Selatan. Meski dengan kiprah dakwah internasional yang membanggakan, namun ia tetap menunjukkan diri sebagai pribadi yang rendah hati.
Ribuan non muslim telah mengucapkan syahadat lewat upayanya memperkenalkan Islam dengan cara yang moderat. Di negeri sendiri ia kurang populer, dibanding dai populer lain Indonesia yang sering tanpil di televisi.
Jika Wikipedia Indonesia menuliskan profil Syamsi Ali tidak lebih dari tiga paragraf, tanpa foto dan tanpa referensi sama sekali (mungkin dirasa karena kurang pentingnya), Wikipedia Inggris justru menuliskan lebih detail mengenai profil Syamsi Ali yang ditelusuri dari 25 sumber rujukan.
Shamsi Ali (untuk penyebutan bahasa Inggris) adalah seorang dai muslim yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Pengaruhnya di AS bahkan disebut setara dengan Malcolm X pada 1970-an silam.
Ia dinobatkan sebagai satu dari tujuh pemimpin agama paling berpengaruh di AS versi New York Magazine. Ia terkenal karena aktif mempromosikan dialog antar agama di antara Agama-agama Ibrahimi di Amerika Serikat. Posisinya saat ini menjadi Ketua Masjid Al-Hikmah dan Direktur Jamaica Muslim Center Jamaika, Queens, New York City.
Sebagai imam masjid Islamic Cultural Center -yang merupakan masjid terbesar dan tertua kota New York yang berpengaruh, ia mendapat julukan prestisius dari jamaahnya, Imam Besar. Media-media AS dan Barat sering menyingkat namanya menjadi Imam Ali.
Selain sebagai imam masjid, ia juga khatib hebat dipodium. Kefasihannya berbahasa Arab dan Inggris membuat ia sering diundang Voice of America (VOA) untuk diwawancarai seputar dunia Muslim. Ia juga diundang berceramah di berbagai gereja, serta synagog yang dimiliki umat Yahudi di New York.
Bahkan ia memperkenalkan Islam secara langsung di hadapan Presiden AS, George W Bush, Bill Clinton dan Barack Obama. Kepopulerannya di AS menjadikan namanya termasuk dalam daftar pemimpin Islam yang diundang Presiden George W Bush untuk mengunjungi Ground Zero, beberapa hari setelah tragedi yang menghancurkan WTC 2001 silam.
Sejak tahun 2002, ia ditunjuk sebagai duta perdamaian atau “Ambassador of Peace” oleh International Religious Federation. Dan pada tahun 2011, ia adalah satu dari 100 orang penerima Medal of Honor Award.
Metode dakwahnya yang inklusif, toleran, ramah dan penuh persahabatan menjadikan dakwahnya disukai baik oleh muslim Indonesia di AS, maupun warga muslim asing dan AS sendiri termasuk oleh komunitas non muslim.
Pelan-pelan, lewat keterbukaan dakwahnya, Islam mulai diterima di AS dan tidak lagi dipandang sebagai agama teroris pasca tragedi WTC 11 September 2011 yang menyisakan traumatik yang mendalam bagi warga AS.
Ia menulis buku, "Menebar Damai di Bumi Barat" satu dari empat bukunya. Ia mengisi dialog-dialog antar agama diseantero Eropa dan Amerika. Ia perkenalkan Islam yang mampu hidup bersama membangun peradaban yang lebih manusiawi dengan penganut agama apapun.(bersambung)
TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #shamsi ali #new york #imam