JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dorongan agar diadakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di tubuh Partai Golkar terus digalakkan oleh Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai. Dirinya menyebut akan ada Golkar baru yang diusahakan lahir jelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Menanggapi hal ini, Ketua DPP Golkar kubu Agung Laksono, Bowo Sidik Pangarso tak mendukung usulan Yorrys untuk digelar Munaslub pada tahun ini. Pasalnya, dia mempertanyakan siapa pihak yang akan menggelar Munaslub tersebut.
"Saya kira kita itu harus berbicara sesuai dengan AD/ART partai. Saya mau tanya kalau Munaslub nggak pilih keduanya (Agung dan Ical) yang gelar Munasnya siapa? Kubu Ical nggak ada SK, kubu Agung punya SK tapi dipermasalahkan," kata Bowo saat dihubungi, Selasa (15/9/2015).
Oleh sebab itu, dia lebih memilih menunggu ada keputusan inkrah yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung (MA). Setelah ada putusan itu dan menetapkan kubu siapa yang menang, dia baru setuju Munaslub digelar.
"Kita harus bicara konstitusional karena Golkar belum ada putusan inkrah. Sesuai dengan keputusan Mahkamah Partai, paling lambat penyelesaian sengketa ini kan 2016, bisa Februari, bisa Maret. Jadi saya rasa baik kubu Agung maupun Kubu Ical setuju agar MA segera putuskan," kata Anggota komisi VIII DPR ini.
Kendati demikian dirinya menyetujui jika pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin ini diduduki oleh kader-kader muda Partai Golkar.
"Ya kita sih harap yang senior-senior legowo mau persilahkan yang muda-muda maju. Tapi (Agung dan Ical) tidak bisa dilarang untuk maju lagi, karena itu hak politik mereka, kalau di daerah masih mau dipimpin mereka, bagaimana?" ucapnya.
Sementara itu, setidaknya dia memiliki empat nama kader muda yang seharusnya wajib diperhitungkan sebagai Ketua Umum Golkar yang baru. Lewat kader muda tersebut, dia berharap mampu membawa Golkar terlepas dari perselisihan dan kembali menyatukan partai penguasa orde baru ini.
"Ada Airlangga Hartanto, Ade Komaruddin, Agus Gumiwang, Mahyudin. Mereka kasih kesempatan untuk maju menyatukan partai. Kasihan negara ini melihat Golkar seperti ini," tandasnya.(yn)